KTI Oleh : Nurtani Hadi Setiawan, Siti Rara Maliha dan Milatussofiah
Pembimbing : Lukman Syah, S.Pd.I
Pembimbing : Lukman Syah, S.Pd.I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama
merupakan proses pendidikan dan memberikan pengetahuan, membentuk kepribadian,
sikap serta keterampilan para remaja dalam mengamalkan norma, nilai, serta
ajaran agamanya, selain itu bahwa pendidikan agama Islam ini mengharapkan orang
yang sudah mengetahui tentang ajarannya dan dapat memperaktikanya serta
mengamalkanya didalam kehidupan sehari-hari karena ajaran didalam agama Islam
merupakan ajaran yang baik untuk seluruh manusia.[1]
Peran agama bagi
kehidupan remaja yang berkaitan dengan nilai sosial dan budaya ternyata
mengalami proses yang begitu panjang kesadaran kualitas remaja sangat dipengaruhi
oleh pendidikan dan pengalaman. Keagamaan yang diterimanya sejak kecil terutama
dari lingkungan keluarga masa remaja awal (15 – 16 tahun)
Peranan pendidikan
agama sangatlah penting bagi kehidupan remaja masa kini, karena pada hakikatnya
pendidikan agama adalah suatu pendorong utama, untuk terbentuknya moral remaja
yang berakhlak baik. Remaja yang berpendidikan, terutama dalam pendidikan agama
akan berbeda dengan remaja yang tak berpendidikan sama sekali. Remaja terdidik
adalah remaja yang selalu berpikir pada setiap apa yang akan dilakukannya dan
selalu merendahkan diri dari apa yang dimiliki, seperti dalam pribahasa
Indonesia “padi semakin berisi semakin merunduk.”[2]
Beda halnya dengan orang yang tak terdidik
sama sekali mereka akan selalu bertindak tanpa memikirkan apa yang akan terjadi
selanjutnya.
Pendidikan agama akan
berkaitan erat dengan pendidikan akidah. Berbicara tentang akidah, yang
berkaitan tentang tatakrama, adab dan sebagainya. Sangatlah diperlukan untuk
pergaulan remaja pada saat ini, yang
semakin menyimpang dan jauh dari moral yang sebelumnya. Maka dengan adanya
pendidikan agama sangatlah berpengaruh terhadap moral-moral yang terjadi pada
remaja saat ini, sebab pendidikan agama sangat menjunjung tinggi nilai akhlak.
Jikalau remaja sudah tidak memiliki akhlak maka hancurlah moral-moral generasi
bangsa. Maka dengan adanya pembelajaran akhlak terhadap anak mulai usia dini
sangatlah dibutuhkan seperti mencontoh suri tauladan yang baik seperti yang
dicerminkan dalam kehidupan Rasulullah SAW. Sebagaimana yang sudah tertera
dalam Al-Quran. “sungguh telah ada pada diri seorang rasul suri tauladan yang
baik” maka dengan sehubungan terhadap
moral remaja kita semua perlu mengkaji akhlak dan etika-etika dalam pergaulan
remaja.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah diartikan
sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena baik dalam kedudukanya
sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukanya sebagai fenomena yang saling
terkait. Diantaranya fenomena yang satu dengan yang lainya, baik sebagai
penyebab maupun sebagai akibat. [3]
Dari uraian diatas
terdapat beberapa masalah yang dapat dikaji dan diteliti yaitu :
1.
Bagaiman
minat remaja terhadap pendidikan Agama?
2.
Bagaiman
peran Pendidikan Agama Terhadap Moral Remaja
?
3.
Seperti
apa pentingnya Pendidikan Agama Terhadap Moral Remaja?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan
Adalah sebagai bahan untuk melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil
penelitinya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metode logis.
Menumbuhkan etos ilmiah dikalangan siswa-siswi. Sehingga tidak menjadi konsumen
ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasilan (produsen) pemikiran
dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan. Terutama setelah penyelesaianya
studi untuk membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki siswa-siswi
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya tulis ilmiah
setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari
pendidikanya. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian. [4]
Adapun Tujuan
Penulisan dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana minat remaja
terhadap Pendidikan Agama?
2. Untuk mengetahui bagaimana peran Pendidikan
Agama terhadap Moral Remaja?
3. Untuk mengetahui seperti apa pentingnya
Pendidikan Agama Terhadap Moral Remaja?
D. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam
karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan meliputi : Latar
belakang masalah, Perumusan
masalah, Tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II
Kajian Teori meliputi : Definisi Pendidikan, Pengertian pendidikan
formal dan non formal, dan pendidikan menurut pandangan Islam.
BAB III
Pembahasan Meliputi : peran pendidikan agama terhadap moral remaja,
minat remaja terhadap pendidikan agama, pentingnya pendidikan agama terhadap
moral remaja.
BAB VI
Penutup Meliputi : kesimpulan, saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Definisi
Pendidikan
Pendidikan merupakan
upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan potensi
secara optimal mencangkup jasmani dan rohani sehingga melalui pendidikan
seseorang dapat mengoptimalkan pertumbuhan fisiknya agar memiliki kesiapan
untuk melakukan tugas-tugas arah dan tujuan pendidikan. Mengembangkan kemampuan
dan membentuk karakter serta peradaban
bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan adalah
suatu proses yang didesain untuk memindahkan atau menularkan pengetahuan dan
keahlian dan kecakapan serta kemampuan pemindahan dan penularan itu berlangsung
terus menerus dari suatu generasi kepada generasi lainya.
Pemindahan
atau transmiting pengetahuan dan keahlian itu tidak sama kadarnya antara satu
keluarga dengan keluarga lainya. Demikian juga dari suatu kelompok masyarakat
yang besar kepada kelompok yang lainya. Bahkan besar dugaan tidak sama antara
kelompok manusia yang hidup dipegunungan dengan kelompok manusia yang tinggal
dipantai atau ditepi danau. Perbedaan bisa terjadi disebabkan terjadinya
perbedaan institut diantara masyarakat-masyarakat perpustakan dan lainya
seperti : perbedaan lembaga pendidikan atau sekolah universitas dan sebagainya pada Negara-negara maju dan
setengah maju[5]
B.
Pendidikan
Formal Dan Non Formal
1. Pendidikan Formal
Pendidikan
formal merupakan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah-sekolah pada umumnya
yang diperoleh secara teratur dan
sistematis, bertingkat dan meliputi syarat-syarat yang jelas.
Dasar
penyelenggaraan pendidikan formal juga telah diatur melalui peraturan
pemerintah No 66 tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan pemerintah No 17
tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan khususnya ayat 1
menyebutkan bahwa penyelenggaraan formal melalui : pendidikan anak usia dini,
jalur formalnya berupa Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul athfal (RA)
pendidikan dasar (contohnya : MI,sd,SMP/Mts) pendidikan menengah contohnya : SMA, MA, sederajat) dan
pendidikan tinggi (diploma, sarjana, magister, spesialis, doctor).[6]
2. Pendidikan Non Formal
Pendidikan
Non Formal merupakan pengakuan akan pentingnya pendidikan, belajar dan pelatihan
yang terjadi diluar lembaga pendidikan yang terstruktur dan berjenjang,
pendidikan Non Formal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan
dasar, TPA ( Taman Pendidikan Al-qur’an) yang banyak terdapat di masjid atau di
majlis ta’lim, selain itu ada juga berbagai khusus, baik kursus musik, seni,
dan sebagainya. Strategi itulah yang perlu terus dikembangkan dan dilakukan
oleh pendidikan luar sekolah, dalam membantu dalam menyediakan bagi masyarakat,
yang karena berbagai hal yang tidak terlayani oleh jalur formal.
Ada beberapa jenis
lembaga non formal di Indonesia Balai pengembangan pendidikan luar sekolah dan
pemuda ( BPPLSP) yaitu:
1. Balai pengembangan kegiatan belajar ( BPKB)
2. Sanggar kegiatan belajar (SKB)
3. Pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBS)
Ada juga beberapa program pendidikan
Non Formal Pendidikan kecakapan hidup di Indonesia yaitu :
1. Pendidikan anak usia dini ( contohnya:
kelompok bermain, taman penitipan anak).
2. Pendidikan kepemudaan[7]
C.
Pendidikan
Menurut Pandangan Islam
Pada umumnya
berbicara tentang pendidikan menurut pandangan Islam, sebagian besar ditekankan
pada aspek keagamaan (spiritual) tetapi
pada saat bersamaan pendidikan tidak mengabaikan pelajaran-pelajaran dan
ilmu pengetahuan sosial, kelebihan dari sistem pendidikan Islam telah
mendapatkan atau mengumpulkan pemikiran dari para ulama-ulama dan sistem
pendidikan formal dan keagamaan dengan mengajarkan pendidikan kesenian untuk
kesenjangan hidupnya di masa depan.
Pendidikan
tercangkup dari segala aspek jagat raya ini, bukan hanya terbatas pada manusia
semata, yakni dengan menempatkan Allah SWT. Sebagai pendidik yang maha agung,
secara garis besar konsep pendidikan dalam pedoman Islam dalam mempertemukan
pengaruh dasar dan pengaruh pendidikan diharapkan akan menjadi satu kesatuan
yang terpadu kearah pembentukan akhlak yang sempurna.[8]
Ada beberapa menurut para ahli yaitu di
antaranya :
1. Menurut M.J. Langeveld yaitu pendidikan
merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa, kepada
kedewasaan dan merupakan usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas hidupnya
agar bisa mandiri.
2. Menurut John Dewey (1978) Pendidikan adalah
segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan pendidikan sendiri tidak punya
tujuan akhir dibalik dirinya.[9]
D.
Definisi
Moral
Moral
adalah perbuatan, tingkah laku atau ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku dimasyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakat. Maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik begitu pula
sebaliknya, moral adalah produk dari budaya dan agama.
Moral
merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait
dengan nilai-nilai baik dan buruk.
Zaman
sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau
amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan
sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati. Oleh
karena itu, moral adalah nilai keabsolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara
utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.[10]
Ada
beberapa pendapat menurut para ahli tentang moral yaitu :
a. Menurut chaplin (2006)
Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial
atau menyangkut hukum dan adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
b. Menuru Hurlock (1990)
Moral adalah tata cara, kebiasaan, dan adat peraturan perilaku
yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
Dari ke dua pengertian moral di atas
dapat disimpulkan bahwa moral adalah suatu keyakinan tentang benar atau salah,
baik dan buruk, yang sesuai dengan kesempatan.
Ada juga moral menurut para ahli Islam
yaitu:
1. Menurut Imam Soekardi
Moral
adalah kebaikan bahwa seseorang pria dengan langkah-langkah yang diadopsi oleh aksi bersama
2. Menurut Zainuddin Saifullah Nainggolaan
Moral adalah teradisi spiritual untuk melakukan serangkaian standar yang mengatur perilaku orang dan
masyarakat.[11]
BAB
III
PENGARUH
PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP MORAL REMAJA
A. Peran Pendidikan Agama terhadap Moral Remaja
Masalah pendidikan
merupakan masalah universal yang menyangkut pada semua elemen dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Karena pendidikan sebenarnya merupakan kebutuhan pokok
dalam melangsungkan dan mempertahankan kehidupan dalam kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam membentuk generasi yang akan datang. Dengan demikian pendidikan
diharapkan dapat menghasilkan manusia berkualitas, bertanggung jawab dan mampu
mengantisipasi masa depan.
Pendidikan dalam
makna yang luas senantiasa menstimulir yang menyertai perubahan-perubahan dan
perkembangan umat manusia. Selain itu, upaya pendidikan senantiasa mengantar,
membimbing, perubahan dan perkembangan
hidup serta kehidupan umat manusia.
Dilihat dari konsep dasar penciptaannya, manusia merupakan
makhluk tuhan yang diberikan amanah sebagai khalifah dimuka bumi. Hal ini
tersirat dalam firman Allah Swt yaitu Q.S.Al-Baqarah Ayat 30
Artinya
: ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya
aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."[12]
Dari ayat di atas
dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya, tugas yang dilemban oleh umat manusia
sangat berat, dengan kata lain yaitu : sebagai khalifah, yakni khalifah seluruh
umat. Oleh sebab itu, merupakan sebuah tantangan yang menuntut untuk lebih
berkembangnya pendidikan Islam, terutama dalam upaya meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sekarang sedang
gencar-gencarnya dikumandangkan.
Ada juga tujuan khalifah yaitu :
1. Terciptanya kehidupan beragama yang mantap
pengalamanya dengan segala aspek kehidupan umat, baik dalam kehidupan pribadi,
masyarakat, dan negara.
2. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang adil,
makmur dan sentosa.
Pendidikan agama
dalam sistem pendidikan nasional tampaknya terdapat konsistensi dan keterkaitan
langsung antara rumusan fungsi pendidikan agama dengan tujuan pendidikan
nasional yang tertuang pada pasal 3 UUD RI nomor 20 tahun 2003 yaitu:
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang bertujuan untuk perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, berakhlak mulia serta berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara demokrasi serta bertanggung
jawab[13].
Dalam upaya membentuk
manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa maka pendidikan agama memiliki
peranan yang sangat penting untuk itulah maka pendidikan agama wajib diberikan
kepada semua satuan, jenjang dan jenis pendidikan baik melalui jalur dalam
sekolah maupun jalur luar sekolah.
Agama Islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia yang
mengenai berbagai aspek kehidupan baik duniawi, maupun akhirat. Salah satu
ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam, iman, percaya,
sumbernya yang asasi ialah Al-Qur’an.
Aqidah adalah masalah fundamental Islam yang menjadi tolak permulaan muslim.
Sebaliknya, tegaknya aktivitas keIslaman dalam hidup dan kehidupan seseorang
itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akidah atau menunjukan
kualitas iman yang di miliki. Manusia hidup atas dasar kepercayaan tinggi
rendahnya nilai kepercayaan memberi corak kepada kehidupan atau dengan kata
lain tinggi rendahnya kehidupan manusia
tergantung kepada kepercayaan yang dimilikinya. Sebab itulah kehidupan pertama
dalam Islam di mulai dengan iman
Sebagaimana firman Allah Swt. Dalam Q.S.Luqman ayat : 13
Artinya : Dan (ingatlah) ketika
Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(13[14])
Dari firman tersebut dapat kita simpulkan dan
dapat kita pahami bahwa penilaian, nilai-nilai akidah kepada anak hendaknya
dilakukan sedini mungkin secara konsista maupun berkesinambungan. Hal ini
bertujuan untuk memperkokoh keimanan yang telah ia bawa sejak lahir ke dunia
ini.
Aspek kedua setelah akidah yaitu aspek
ibadah. keduanya berhubungan erat dan dapat di simpulkan bahwa hakikat ibadah
adalah menumbuhkan kesadaran pada diri manusia. Bahwa ia sebagai insan di
ciptakan Allah swt khusus untuk mengabdi kepadanya. Di dalam al-quran Allah SWT
berfirman:
Artinya
: “Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (56)[15]
Dengan kata lain
ibadah dapat menciptakan insan yang berakhlakul karimah. Selain dari pada itu
tidak kalah pentingnya dalam menentukan kepribadian seseorang muslim adalah
aspek akhlak.
Menurut Rozak
pendidikan akhlak adalah faktor penting dalam membina suatu umat atau membangun
suatu bangsa. Jika manusia pelaksanaan tidak memiliki akhlak, niscaya segalanya
akan berantakan dan sia-sia, akibat penyelewengan dan korupsi, yang diperlukan
pengembangan ialah keikhlasan, kejujuran, jiwa kemanusiaan, yang tinggi dan
kedisplinan.
Dari segi aspek
akidah, ibadah, dan akhlak ketiganya saling berhubungan laksana bejana,
mengatur kehidupan manusia dalam semua aspek baik secara individual maupun
secara sosial, ketiganya merupakan ilmu ilahi yang bersifat abadi yang menjadi
sumber insani yang tidak ada dalam semua displin ilmu.
Menurut Gunarsa
remaja merupakan masa pelatihan antara massa anak-anak dan massa dewasa yakni
antara umur 12-21 tahun. Remaja yang merupakan masa dimana masa individu dalam
proses pertumbuhan terutama fisik, telah mencapai kematangan, pada masa lain
perubahan-perubahan jasmaniah yang berkaitan dengan kematangan jenis kelamin,
terlihat dari perkembangan psikososial yang berhubungan dengan fungsi seseorang
dalam lingkungan sosial, yakni kebanyakan para remaja, melepaskan diri dari
ketergantungan dengan orang tua, pembentukan rencana hidup dan pembentukan
sistem nilai-nilai.
Masa remaja merupakan
operasi mental tingkat tinggi, anak-anak remaja sudah dapat berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak halnya dengan objek-objek
kongkrit, remaja juga dapat berpikir abstrak dan dapat memecahkan masalah
melalui pengujian alternatif yang ada.
Bagi remaja sangat
diperlukan adanya pemahaman, pendalaman, serta ketaatan terhadap ajaran-ajaran
agama yang dianggap masing-masing dari kenyataan sehari-hari sudah banyak anak
remaja yang menunjukan bahwa sebagian besar anak-anak remaja yang melakukan
kejahatan, penyimpangan, dan lain-lain. Yang di akibatkan karena kurangnya
mempelajari dan memahami agama, bahkan mungkin saja lalai dalam menunaikan
ibadah-ibadah serta perintah-perintah agama.
Ada dalam sebuah
hadist nabi yang menyebutkan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah,
namun kedua orang tuanyalah yang akan memberikan agama kepada mereka yang
dilahirkannya itu.[16]
Dalam upaya membentuk
manusia yang beriman dan bertaqwa pendidikan agama memiliki peranan yang sangat
penting bagi anak-anak penerus bangsa selanjutnya, maka dari itu pendidikan
agama wajib diberikan kepada semua satuan, jenjang dan jenis pendidikan baik
melalui jalur sekolah maupun luar sekolah.
Agama Islam adalah
agama yang universal yang mengajarkan kepada umat manusia agar dapat mengenal
berbagai aspek kehidupan baik di duniawi maupun di akhirat. Salah satu diantara
ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk mencari ilmu,
menuntut ilmu dan melaksanakan pendidikan, karena menurut ajaran Islam
pendidikan juga merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi agar
dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan di akhirat.
Dengan pendidikan
itu, manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dalam kehidupannya. Tentang
bagaimana jiwa dan kepribadiannya seseorang anak serta bagaimana selanjutnya,
semua tergantung bagaimana cara kita memberikan pendidikan utamanya pendidikan
agama sebagai modal kepribadiannya.
Menurut Zuharini
menerangkan bahwa fitrah beragama pada manusia telah dibawa sejak lahirnya,
maka fitrah tersebut akan berkembang dengan adanya pendidikan. Karena adanya
fitrah beragama itu maka manusia disebut homodinivas (makhluk ketuhanan) atau
juga disebut homo religious (makhluk yang beragama), karena dengan adanya agama
manusia akan mendapatkan ketentraman lahir dan batin.
Manusia pada
hakikatnya mempunyai kebebasan dan menentukan perjalanan hidupnya
masing-masing. Dalam ajaran Islam memang terdapat kebebasaan yang
seluas-luasnya bagi manusia untuk melakukan sesuai dengan kehendaknya
masing-masing baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun dalam bidang sosial.
Kebebasan yang diberikan Allah Swt. Kepada umat Islam bukan berarti lepas sama
sekali dari norma-norma sosial melainkan kebebasan yang dimiliki itu, yang
bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukan dan telah menjadi keputusanya
itu.
Agama dan norma-norma
sosial menjadi suatu tolak ukur dalam semua kehidupan karena sudah tertulis
oleh pola kehidupan yang telah terjadi pada saat zaman sekarang ini. Hal ini
dikarenakan minimnya organisasi keagamaan, kesadaran orang tua terhadap
pentingnya pendidikan agama dan minimnya perhatian masyarakat akan tingkah laku
para remaja saat ini.
B. Minat Remaja terhadap Pendidikan Agama
Dengan berkembangnya
zaman dari masa kemasa banyak perubahan-perubahan pada remaja-remaja zaman
sekarang ini. Seperti yang kita ketahui bahwa para remaja sekarang hanya
beberapa persen yang mempunyai minat untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama
tersebut. Karena sebagian orang lainnya lebih mementingkan pendidikan yang
mereka anggap itu bagus, bisa meninggikan derajatnya atau mengharumkan namanya
karena dianggap mudah mendapatkan kemewahan duniawi. Akibat yang mereka tidak
sadari bahwa mereka yang menyepelekan pendidikan agama tersebut akan jauh dari Allah Swt. secara tidak sengaja
maupun disengaja mereka akan berubah dan terpengaruh oleh budaya luar dan
melupakan pendidikan agama yang memang harus dipelajari tetapi sekarang hanya
sebagian persen saja yang mempelajari dan mendalami pendidikan agama.[17]
Minat remaja menurut Hurlock (2004), pada masa terjadi
perubahan minat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Ada 7 minat
utama pada masa remaja yaitu :
1. Minat rekreasi
2. Minat sosial
3. Minat pribadi
4. Minat pendidikan
5. Minat pekerjaan
6. Minat kepada agama
7. Minat kepada simbol dan status
Selain dari ketujuh tersebut
ada 2 minat yang lebih penting yaitu minat terhadap pendidikan dan minat
terhadap pekerjaan. Dari kedua minat tersebut dapan dipaparkan yaitu sebagai
berikut :
a. Minat remaja terhadap pendidikan
Faktor yang
mempengaruhi minat remaja pada pendidikan antara lain : sikap teman sebaya,
sikap kedua orang tua, nilai-nilai, sikap terhadap guru, keberhasilan remaja
dalam mengikuti berbagai kegiatan ekstrakulikuler dan derajat dukungan sosial.
b. Minat remaja terhadap pekerjaan
Pada
minat ini remaja akan dilema, misalnya pada anak sekolah menengah atas mulai
memikirkan masa depan mereka dengan bersungguh-sungguh[18].
Pada akhir masa remaja minat pada karir seringkali menjadi beban pikiran. Hal
ini disebabkan karena pada masa remaja para individu mulai belajar membedakan
antara pilihan pekerjaan yang dikuasai dan pekerjaan yang dicita-citakan.
Remaja yang lebih tua akan lebih memikirkan apa yang akan dilakukan dan apa
yang mampu dilakukan. Semakin mereka mendengar dan membicarakan berbagai jenis
pekerjaan maka semakin ia berkurang yakin mengenai apa yang dilakukan, selain
itu, remaja juga memikirkan cara untuk
memperoleh pekerjaan yang diinginkannya karena sikap terhadap pekerjaan.
C. Pentingnya pendidikan agama terhadap moral
remaja
Zaman sekarang agama
telah menjadi nomor yang kesekian untuk para remaja karena banyak para remaja
zaman sekarang yang melalaikan kewajibanya pada Allah, mereka mementingkan yang
mereka inginkan. Misalnya, ketika adzan telah dikumandangkan seharusnya
sebagian orang Islam harus segera menyegerakan solat, ini disebabkan karena
remaja zaman sekarang kurang memahami akan pentingnya pendidikan agama.
Agama sangatlah penting untuk kehidupan dan
menjadi pedoman agama Islam, karena pendidikan agama bisa membuat kita bisa
lebih bisa menjalankan perintah dan menjauhi larangan, pendidikan agama berisi tentang aturan-aturan
kehidupan, pengendalian diri, dari perbuatan keji dan munkar.[19]
Menurut sutarto
(2016:1.40) memberikan penjelasan bahwa”nilai-nilai keagamaan merupakan
landasan bagi anak untuk kelak menjadi orang yang dapat mengendalikan diri
terhadap hal-hal yang negatif”
Kini kita bisa
melihat dan mengajari bahwa kini zaman semakin rusak karena kurangnya pemahaman
akan agama, seperti akibatnya menurunya moral remaja banyaknya pemerkosaan,
banyaknya beredar video porno, pencurian, korupsi dan lain-lain. Dari berbagai
contoh tersebut kita dapat melihat bahwasanya remaja sekarang akhlaknya telah
rusak karena kurangnya pemahaman pendidikan agama.
Menurut Dahlan (2016
:109) mengatakan bahwa “ akhlak Islam
dapat diartikan sebagai akhlak yang bersumber pada ajaran Islam, dimana penentu
baik buruknya menggunakan tolak ukur ketentuan Allah yang bersumber kepada
wahyu Allah. “ maka dari itu kita harus berpegang teguh mempelajari dan
mengamalkan apa yang telah di wahyukan oleh Allah yaitu kita kitab suci
Al-Quran[20].
Akhlak yang baik dapat dibentuk dari
dalam dan setiap individu atau
perorangan karena Allah memerintahkan hambanya untuk mempunyai akhlak yang
mulia (akhlakul karimah) dan menjauhi akhlak
yang buruk atau tercela. Jadi pendidikan agama itu sangat penting bagi
kehiduapan baik anak-anak, remaja, dewasa, tua, bahkan sampai akhir hayat atau
ajal menjemput. Maka kita wajib mencari mempelajari dan menambahkan itu tentang agama (mendalami ilmu agama) karena
kita sebagai remaja akan menjadi penerus bangsa.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan
upaya sadar atau terencana yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan potensi
secara optimal, potensi mencakup jasmani dan rohani sehingga melalui
pendidikan, seorang dapat mengoptimalkan pertumbuhan fisiknya agar memiliki
kesiapan untuk melakukan tugas-tugas arah dan tujuan pendidikan.
Pendidikan terbagi
menjadi dua, baik pendidikan formal (umum) maupun pendidikan nonformal.
Pendidikan Nonformal berkaitan erat pada pendidikan agama. Pendidikan agama
merupakan proses pendidikan dan memberikan pengetahuan membentuk kepribadian
sikap serta keterampilan para remaja dalam mengamalkan norma, nilai, serta
ajaran agamanya.
Peranan pendidikan
agama sangatlah penting bagi kehidupan remaja masa kini. Karena pada hakikatnya
pendidikan agama adalah suatu pendorong utama untuk terbentuknya moral remaja
yang berakhlak baik.
Moral adalah
perbuatan, tingkah laku atau ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia
lainnya. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku dimasyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakat. Karena moral merupakan kondisi pemikiran, perasaan, ucapan, dan
prilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.
Minat remaja terhadap
pendidikan sangatlah minim. Seperti yang kita ketahui bahwa para remaja
sekarang hanya beberapa persen yang mempunyai minat untuk mempelajari dan
mendalami ilmu pendidikan agama karena sebagian orang lainnya lebih
mementingkan pendidikan yang mereka anggap itu bagus, bisa meninggikan
derajatnya atau mengharumkan namanya karena mereka terlalu bangga dengan
pendidikan yang mereka anggap penting tersebut tanpa memikirkan akibatnya.
Akibat yang mereka tidak sadari bahwa mereka yang menyepelekan pendidikan agama
tersebut akan jauh dari Allah Swt
sedikit demi sedikit mereka telah mengikuti trend zaman budaya luar dan
melupakan pendidikan agama yang memang harus dipelajari dan di dalami tetap
sekarang hanya sebagian persen yang mempelajari pendidikan agama tersebut.
Untuk mencetak
remaja-remaja yang berpendidikan serta
memiliki moral yang berbudi pekerti luhur,
maka hendaklah para orang tua menanamkan pendidikan agama kepada
anak usia dini. Agar mereka mengetahui
kepada tuhannya serta rasulnya, dan
mereka juga dapat mengetahui bahwasanya agama memiliki suatu larangan terhadap
setiap semua perilaku yang tercela, karena banyak sekali remaja yang sukses
tapi sangat disayangkan tidak memiliki sama sekali pondasi agama dalam diri
mereka, maka tidak sedikit dari mereka yang mengalami kegagalan dari
kesuksesannya dikarenakan kebanyakan
dari mereka terjerumus kedalam lembah yang nista.
B. Saran-saran
Saran yang dapat
diberikan mengenai analisis yang dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi siswa semoga dengan adanya Karya Tulis
Ilmiah ini dapat meningkatkan motivasi belajar terutama terhadap pendidikan
agama Islam.
2. Bagi siswa semoga dengan adanya Karya Tulis
Ilmiah ini dapat mencontohkan atau memperaktekkan akhlak-akhlak yang diajarkan
oleh Rasulallah SAW.
3. Bagi guru semoga dengan adanya Karya Tulis
Ilmiah ini dapat menjadi referensi untuk menambah wawasan keilmuan.
4. Bagi sekolah semoga Karya Tulis Ilmiah ini
menjadi sebuah referensi yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
5. Bagi penulis
dengan adanya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini semoga dapat memberikan
dan menambah ilmu, pengalaman dan
wawasan yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Depag & Al Quran Terjemah, minggu 24 oktober 2016 09
: 00 WIB
http// pustaka, com, id, /pustaka/ online, kamis 28 oktober 2016 pm : 02 : 30
http// google weblight, com, jumat 29 oktober 2016 2016
pm : 01 :00
Kata-kata Bijak , senin 7 November 2016 pm : 11 :09
m. kompasania com, id, minggu 20 oktober pm : 12 : 00
Panjaitan, Putra, Ade. 2016 Kopelasi & Kebudayaan Pendidikan,
Jakarta IKPI. Dki Jakarta. hlm 32
Siddik Djfajar. 2006 Konsep
Dasar Ilmu Pendidikan Islam. Bandung Lita Putra Media. hlm 30
www. Taufal Serve 612/2015/ Landasan Teori com.
Senin, 10 oktober pm: 10: 57
www. Informasiahli. Com. Jumat, 14
oktober 2016 pm: 10:57
www. Academia, edu, com, sabtu 8 oktober
2016 pm : 11:23
www. Pengertian ahli. Com. Id. Sabtu 05
november pm : 11:20
www. Troprangking, com / 2013/ 02 /07/ minggu 06 november
2016 pm : 11 :00
www.
Google com, id, selasa 22 november 2016 pm : 12: 30
[2] Kata_kata bijak senin 7 november 2016 pm : 11:08
[3] http://pustaka. Ac. Id/ pustaka /online. Kamis 13 oktober 2016 pm:02.30
[4] www. Informasiahli. Com jumat 14 oktober 2016 pm:10:57
[5] Ade putra panjaitan 2104
kopelasi & kebudayaan pendidikan Jakarta IKPI dki Jakarta
[6] Dj fajar sidik konsep dasar ilmu pendidikan islam (bandung.lita
putra media 2006)
[8] Dj pajar konsep dasar. Ilmu pendidikan islam .(bandung. Lita putra
media ) 2006
[9] www.7troprangking.com/2013/02/07
[12] Depag Al-Qur’an & terjemah minggu 30 oktober 2016 09:00 wib
[13] http//google weblight com .sabtu 12 november 2016 pm 11:35
[14] Depag al quran& terjermah minggu 30 oktober 2016 09:32 wib
[15] Depag al quran &terjemah
[19] http.//google weblight com senin 07 november 2016 pm.// 10.25
No comments:
Post a Comment