27/12/2016

ANALISIS DAMPAK HAMA PADA TANAMAN PADI

KTI Oleh      : Beni Mulya, M. Iksan Anshori dan Ade Prihatini
Pembimbing : Ade Marhumah, S.Ag




BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Padi merupakan tanaman daerah tropis, tetapi dapat juga tumbuh di daerah lintang pertengahan. Padi tumbuh di daerah yang mempunyai suhu empat sampai enam bulan rata-rata 20°-25°c dan suhu minimum 10°c. Curah hujan atau pengairan harus cukup selama periode vegetatif. Padi tanah kering membutuhkan curah hujan minimum 600-1200mm, dan padi sawah 1400-1800mm setahun. Jika hujan tidak cukup maka harus dipenuhi dengan sistem pengairan.[1]
 Padi juga merupakan salah satu tanaman utama yang paling dimanfaatkan dan menjadi bagian sebagai bahan pokok nomor satu di Indonesia, mengapa demikian?? Karena bagi penduduk Indonesia, padi yang diolah menjadi nasi merupakan bahan pangan wajib. Orang Indonesia tidak akan merasa kenyang sebelum memakan padi yang telah diolah menjadi nasi tersebut. Akan tetapi tanaman padi ini merupakan salah satu tanaman yang paling mudah terserang hama. Dimana hama tersebut adalah jenis hewan yang berpotensi merusak tumbuhan serta merugikan manusia dari segi ekonomi.[2] Juga dapat menjadi faktor utama penyebab kerusakan tanaman padi.
 Hama ini bisa berupa serangga seperti wereng, ulat gerayak, ganjur dan walang sangit. Juga bisa berupa hewan mamalia seperti babi dan tikus. Juga bisa berupa burung. Dari semua hama tersebut, bahwa hama yang paling ganas merusak tanaman padi adalah wereng coklat.
 Wereng coklat merupakan hama paling ganas. Karena dapat menghancurkan beribu-ribu hektar tanaman padi dalam satu musim, sehingga dapat merugikan petani sampai milyaran rupiah.[3]
Walaupun petani sering mengalami kerugian besar pada musim panen akibat terserangnya hama, kini para petani tidak khawatir. Karena di setiap masalah pasti ada solusinya. Seperti pada tanaman padi yang terserang hama. Para petani sudah mengetahui agar pertaniannya tersebut tidak terserang hama kembali, yaitu dengan menggunakan pestisida.
Dari uraian latar belakang masalah di atas maka kami tertarik untuk mengangkat judul “Analisis Dampak Hama Pada Tanaman Padi” (Studi Petani di Kampung Tataman Desa Kaungcaang)

B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas terdapat beberapa masalah yang dapat dikaji dan diteliti, yaitu:
1. Apa sajakah hama yang sering muncul di daerah persawahan Tataman?
2. Apa sajakah dampak hama pada tanaman padi?
3. Bagaimanakah cara mengatasi hama pada tanaman padi di daerah        persawahan Tataman?

C.    Tujuan Penulisan
1.  Untuk mengetahui hama yang sering muncul di daerah perswahan Tataman
2.  Untuk mengetahui dampak hama pada tanaman padi
3.  Untuk mengetahui cara mengatasi hama pada tanaman padi di daerah persawahan Tataman

D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
B.  Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
A. Definisi Hama dan Padi
B. Penyebab Munculnya Hama
BAB III PEMBAHASAN
A.  Jenis-jenis Hama Yang Muncul di Persawahan Tataman
B.  Dampak Hama Pada Tanaman Padi
C. Cara Mengatasi Serangan Hama
BAB IV PENUTUP
A.  Kesimpulan
B.  Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB II
KAJIAN TEORI
A.  Definisi Hama dan  Padi
Hama adalah organisme perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya, sehingga tanaman tidak dapat sembuh dengan sempurna bahkan mati.
Menurut Smith (1957), hama adalah semua organisme atau agens botik yang merusak tanaman dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan manusia.[4] Hama juga sering disebut perusak, penggangu atau semua orang sering menyebutnya dengan penyakit, khususnya penyakit pada tanaman. Banyak tanaman yang rusak dan mati akibat terserang oleh hama, sehingga tanaman yang seharusnya menguntungkan para petani malah menjadi kerugian yang sangat besar.
Menurut stakman dan harrar (1957), peyakit pada tanaman ialah suatu penyimpangan yang cukup tegas, tetap atau permanen dari pertumbuhan dan struktur yang normal pada tanaman, hingga menimbulkan gejala yang dapat dilihat, yang merugikan terhadap mutu dan menurunkan nilai ekonomi tanaman tersebut.[5]
Salah satu tanaman yang sering terserang oleh hama adalah tanaman padi. Padi bahasa latin oryza sativa L, merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dan marga (genus) yang bisa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari india atau indocina dan masuk ke Indonesia di bawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.[6]
Berbicara tentang padi, pada hakikatnya padi merupakan suatu tanaman yang banyak dibudidayakan dalam pertanian di Indonesia. Padi ini juga merupakan salah satu tanaman yang berperan aktif terhadap kebutuhan  primer manusia.

B. Penyebab  munculnya hama
Serangan hama pada tanaman padi dapat terjadi karena sebab -sebab yang menyangkut pada pengelolaan tanaman padi tersebut. Sebagian penyebab tersebut antara lain: pengelolaan tanaman, menanam satu varietas terus menerus tanpa pola, musim tanam yang salah dan dampak negatif penggunaan pestisida.[7] Adapun penjelasannya adalah :
1.  Pengelolaan  Tanaman
Pengelolaan tanaman (crop management), dengan kata lain teknik budidaya adalah aktivtas untuk menumbuhkan tanaman yaitu, mulai dari:
 
a.  Memilih benih
Dalam memilih benih, petani harus konsisten pada keunggulan yang bermutu tinggi sehingga dapat menguntungkan petani benih tersebut, agar banih yang ditanam dapat menghasilkan hasil panen dengan keuntungan tinggi pula.
b.  Mengolah tanah atau lahan
    Mengolah tanah atau lahan yang digunakan untuk produksi  benih harus subur dan cukup bebas dari gulma, terutama gulma yang sulit dipisahkan dari benih yang akan diproduksi. Agar pertumbuhan benih dapat tumbuh dengan baik.
c.   Mengairi
  Pada proses pengolahan tanaman, tahap mengairi adalah tahap yang paling penting. Karena pada tahap ini akan menentukan pertumbuhan tanaman tersebut. Jika pada tahap pengairan kurang tepat dan tidak sesuai, proses pertumbuhan tanamanpun akan terhambat. Begitu sebaliknya, jika pengairan dilakukan dengan teratur maka proses pertumbuhanpun akan normal. Pada proses pengairan, dapat dilakukan dengan dua cara baik secara alami (air hujan) maupun dengan mengeluarkan biaya (menggunakan alat).
d.  Mengendalikan gulma
Pengendalian gulma pada tanaman untuk menghasilkan benih dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara ekologis menekankan pengendalian gulma melelui pengelolaan tanaman yang baik. Misalnya penggunaan spesies yang adaptif, waktu tanam yang tepat, pemupukan yang tepat, rotasi tanaman dari teknik panen yang tepat. Pengendalian gulma secara kimia, memerlukan ketepatan jenis dosis, dan waktu penggunaannya.[8] 
e.  Memupuk
Penggunaan pupuk yang benar sangat penting bagi petani, agar mendapatkan hasil yang maksimum. Ketepatan pemupukan sangat penting karena menentukan keserempakan waktu pembungaan. Dalam hubungan tersebut, petani dapat membedakan unsur-unsur peran penting dalam produksi benih dan hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman yang normal. Proses pemupukan ini petani harus hati-hati dan tidak berlebihan dalam penyebarannya, agar tanaman padi yang diberi pupuk tersebut dapat tumbuh dengan baik.
f.    Mengatur jarak tanam
Dalam pengelolaan tanaman, pengaturan jarak tanah sangatlah penting, pengaturan jarak tanah dilakukan agar pertumbuhan akar dalam tanah bisa bertumbuh dengan baik. Pengaturan jarak tanah dapat dilakukan dengan cara mentraktor juga dengan mancangkul tanah tersebut. Kemudian mengukurannya agar penanaman benih (padi) dapat teratur dan tumbuh dengan baik. 
g.  Memanen
Tahap pengelolaan tanaman yang terakhir yaitu tahap memanen. Dimana memanen ini adalah waktu untuk menetukan hasil tanaman tersebut, apakah rugi atau untung yang didapat.
Namun setiap tahap kegiatan tersebut memungkinkan berkembangnya hama tanaman tertentu setelah berada di areal pertanian.
2.  Menanam satu varietas terus menerus tanpa pola
Maksud dari menanam satu varietas terus menerus tanpa pola yaitu menanam sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk dan pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah biji, dan ekspresi karakter atau kombinasi genotype (gabungan dari berbagai macam jenis)  yang dapat membedakan dengan jenis atau spesies yang sama, tanpa memberikan batas penanaman yang sesuai dan tanpa diikuti dengan penerapan pola tanam.[9]
Dengan tujuan untuk mencapai hasil yang maksimum. Pada hamparan yang luas terdapat suatu varietas dalam semua tingkatan umur dari penyemaian sampai tanaman siap panen. Agro ekosistem seperti ini, menyediakan makanan dalam jumlah yang cukup bagi hama-hama tanaman sehingga hama-hama dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik mencapai jumlah populasi yang merusak atau merugikan secara ekonomi.[10]
3.  Musim tanaman yang salah
Pada tanaman yang semusim, musim tanam di suatu daerah tidak selalu sama, namun selalu berkaitan dengan keterbatasan air. Pada daerah irigasi, musim tanam tergantung dari ketersediaan air pada sumber daya saluran irigasi. Sedangkan daerah yang tidak beririgasi, musim tanam tergantung dari kapan hujan mulai turun (musim hujan). Penanaman yang terlalu cepat, umumnya akan menimbulkan masalah serangan hama tertentu. Namun sebaliknya, keterlambatan penanaman dapat menghindari serangan hama tertentu. Jadi dalam hal fenologi umur tanaman dengan serangan hama perlu dipelajari secara khusus.[11]
4.  Dampak negatif penggunaan pestisida
Penggunaan pestisida sering menimbulkan masalah baru, seperti membunuh organisme bukan sasaran (parasitoid dan predator), resistensi dan resurgensi hama serta parubahan fisikologi tanaman. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan populasi hama di lapangan.[12]
                                                          



BAB III
PEMBAHASAN

A.  Jenis-jenis Hama yang Ada di Persawahan Tataman
Hama merupakan penyakit pada tanaman dan salah satunya adalah tanaman padi. Bagi tanaman padi, hama merupakan predator yang sangat ganas dan penggangu yang terkadang sangat sulit untuk memusnahkannya. Karena dari beberapa banyak hama yang menyerang tanaman padi, ada sebagian hama yang bisa dimusnahkan tetapi dapat berkembang biak lebih baik kembali dengan mudah bahkan perkembangannya tersebut dapat menyerang tanaman padi lebih ganas dari sebelumnya.
Di Indonesia ada beberapa jenis hama yang dapat merusak tanaman padi salah satunya adalah wereng hijau. Dimana wereng hijau ini dapat menghancurkan ribuan hektar areal pertanaman di Indonesia. Bahkan hama wereng hijau ini pula dapat menyebarkan virus tungro yang sangat berbahaya dan sangat sulit untuk di sembuhkan kepada manusia.
Menurut Bapak Oo. Suhardi, jenis-jenis hama yang sering menyerang daerah Tataman diantaranya ganjur, wereng coklat, walang sangit, ulat gerayak, burung pipit dan keong emas. Adapun penjelasannya, adalah sebagai berikut :

1.  Ganjur
Ganjur jantan panjangnya tiga millimeter tubuhnya kuning  kecoklat-coklatan, dan tubuhnya terdiri dari 14 segmen. Panjang tubuh betina tiga millimeter berwarna merah kecoklat-coklatan.
Di daerah Tataman, ganjur merupakan salah satu hama yang paling ganas setelah hama wereng dikarenakan populasi hama ini sangatlah cepat dan dalam penyerangannyapun sangat mengkhawatirkan. Hama ganjur ini akan muncul ketika padi berusia 40 hari (20 cm).
Dalam penyerangannya hama ganjur menyerang pada bagian dalam batang padi sehingga padi yang terserang hama ganjur akan berubah menjadi kering dan hangus secara menyeluruh.
Pada hakikatnya iklim memegang peran penting dalam perkembangan populasi ganjur. Pada lahan tanaman yang awal hanya terserang ringan oleh ganjur, tetapi tanaman padi yang ditanam setelah terjadi serangan akan terserang lebih hebat. Di sini keadaan iklim menentukan ringan beratnya serangan. Beratnya serangan diakibatkan oleh :
a.  Langit terus menerus berawan dan hujan gerimis,
b.  Terlambatnya hujan akibatnya terlambatnya pekerjaan sawah,
c.   Terlambat tanam dan terus menerus hujan lebat, dan
d.  Terus menerus hujan sejak ledakan pertama .
Semua butir di atas yang menyebabkan cuaca hujan tidak normal dan terlambatnya tanam, merupakan konsekuensi untuk terjadinya serangan berat.[13]
2.  Wereng coklat
Jenis hama ke-dua yang selalu menyerang tanaman padi daerah Tataman, adalah wereng coklat. Di Indonesia wereng coklat merupakan wereng yang paling ganas karena dapat menghancurkan beribu-ribu hektar tanaman padi dalam satu musim, dalam kerugian milyaran rupiah dengan mudah dan cepat. Akan tetapi kenyataan ini sangat bertentangan dengan kebenaran yang terjadi di daerah Tataman. Petani daerah Tataman berpendapat, bahwa ganjurlah hama yang paling ganas dan sangat sulit dalam pengendaliannya dikarenakan penyerangan pada bagian batang dalam padi tersebut.
Menurut Bapak OO. Suhardi, hama wereng coklat mulai menyerang ketika padi berusia satu bulan lima hari. Hama wereng coklat menyerang padi pada bagian daun padi, batang padi dan titik fokusnya pada biji padi yang baru matang susu. Sehingga pertumbuhan biji padi yang baru matang susu tersebut tidak dapat berkembang kembali dan menyebabkan padi menjadi  tidak berisi.
Wereng coklat ini berkembang biak secara seksual, masa pra penelurannya tiga sampai empat hari untuk berakiptera (sayap kerdil) dan tiga sampai delapan hari untuk makroptera (sayap panjang). Telur biasanya diletakan pada jaringan pangkal pelapah daun. Tetapi kalau populasinya tinggi telur diletakan di ujung pelapah daun dan tulang daun. Telur diletakan secara berkelompok satu kelompok terdiri dari 3-21 butir. Telur wereng coklat menetas menjadi nimfa. Serangga muda mirip induknya dan memakannyapun sama. Nimfa mengalami lima instar dan rata-rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan periode nimfa yaitu 12-82 hari.[14]
Tanaman inang utama wereng coklat adalah padi sehingga hama ini selalu ada ketika musim tanam padi.
3.  Walang Sangit
Jenis hama ke-tiga yang selalu menyerang tanaman padi daerah Tataman adalah walang sangit. Mengapa orang-orang menyebutnya dengan walang sangit, karena hama yang satu ini memiliki kelebihan sendiri, yaitu selain menjadi predator pada tanaman padi, tubuh walang sangit ini dapat mengeluarkan aroma tidak sedap jika tersentuh oleh manusia.
Walang sangit mulai muncul pada areal pertanian ketika mendekati musim panen. Walang sangit menyerang pada bagian biji padi, hama ini mengisap cairan bulir padi. Sehingga cairan bulir padi menjadi habis dan menyebabkan biji padi tak berisi dan mengakibatkan seluruh bagian padi menjadi kering. Populasi walang sangit setiap musim berfluktuasi (menyesuaikan diri dengan keadaan). Pada Desember beberapa bulan setelah hujan turun di Jawa, ketika tanaman padi muda ada di sawah, maka walang sangit dewasa ditemukan pada rumput di sekitar sawah. Walang sangit makan dan berkembang selama musim kemarau (Juni-September) pada rerumputan. Dalam bulan Maret pada saat tanaman padi bermalai (mulai menunduk), walang sangit pindah kelahan tanaman padi secara bertahap dan mereka bertelur menyelesaikan satu generasi sebelum panen. Setelah itu mereka berpindah kelahan tanaman padi yang terlambat tanam dan berkembang. Perkembangan dan generasinya ditentukan oleh lamanya waktu panen akibat tidak serempaknya tanam. [15]
4. Ulat gerayak
Hama ke-empat yang selalu menyerang daerah Tataman adalah ulat gerayak. Ulat ini mulai menyerang pada tanaman padi ketika para petani mulai mengoyak (mengoyos) dalam bahasa Sunda. Hama ini memakan dan memotong malai-malai atau dedaunan yang sudah berwarna hijau tua, serangannya secara tiba-tiba menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Tanaman inang hama ini sangat luas yaitu mulai tanaman padi dan rumput-rumputan.
Lama hidup serangan ulat jantan adalah tiga hari, betinanya tujuh hari. Serangga betina meletakkan telur sampai 232 butir. Telur diletakkan di tempat-tempat yang sempit supaya tersembunyi. Misalnya diletakkan antara pelapah daun. Telur akan menetas setelah tujuh sampai sembilan hari. Larva yang baru ditetaskan berwarna putih kotor, dengan kepala agak kecoklat-coklatan. Dan panjangnya 18 milimeter. Larva-larva yang baru, menyebabkan hampir seluruh daun gugur. Mereka berpindah dari lapangan satu kelapangan yang lainnya dan sering merusak hebat hanya dalam satu minggu. Mereka berpindah didukung dengan tidak adanya air tergenang di lahan tanaman. Serangga ini umumnya hama di persemaian dan jarang merusak pada tanaman padi berumur enam sampai tujuh minggu. Umumnya larva ditemukan pada tanaman berumur kurang dari 20 hari. [16]
5. Burung pipit
Hama selanjutnya yang menyerang area pertanian daerah Tataman yaitu burung pipit. Hama ini akan menyerang ketika padi sudah berisi, bagi para petani hama ini tidak cukup mengkhawatirkan karena hama ini hanya memakan biji padi saja dan tidak sampai menghancurkan tanaman padi tersebut. Kerugian yang didapat ketika padi terserang burung pipit, tidak cukup tinggi atau hanya sedikit. Berbeda dengan hama-hama lainnya yang dapat menghancurkan dari keseluruhan tanaman padi sehingga kerugian yang didapat para petani cukuplah besar dan mengkhawatirkan.
6. Keong emas
Hama yang terakhir yang menyerang area persawahan daerah Tataman, yaitu keong emas. Hama ini mulai menyerang ketika para petani sudah bercocok tanam dan para petani tidak terlalu khawatir karena hama ini hanya memakai daun padi dan tidak sampai menghancurkan tanaman padi tersebut.

B. Dampak Hama Pada Tanaman Padi
Seperti telah disinggung di atas jenis-jenis hama yang berada di daerah persawahan Tataman, masing-masing memiliki dampak yang sama-sama dapat merusak tanaman padi dan sangat merugikan pada areal pertanian.
Menurut Bapak OO. Suhardi, dampak hama pada tanaman padi yang sering terjadi akibat serangan hama yang selalu menyerang daerah Tataman, adalah :
1.  Seluruh bagian padi menjadi hangus
Hama ganjur menyerang tanaman padi pada bagian dalam batang padi sehingga zat-zat yang terkandung pada tanaman padi dihisap oleh hama ganjur, selain menghisap zat-zat yang terkandung dalam tanaman padi ganjur inipun mengeluarkan sesuatu seperti cairan racun yang dimiliki hama ganjur. Lalu disebar pada bagian padi secara menyeluruh sehingga mengakibatkan seluruh bagian padi hangus.
2.  Biji padi menjadi tidak berisi
Dampak ini terjadi akibat serangan hama wereng cokelat. Hama wereng cokelat termasuk serangga bertipe r-strategis artinya:
a)  Populasi serangga dapat menemukan habitatnya dengan cepat;
b)  Berkembang biak dengan cepat dan mampu menggunakan sumber makanan dengan baik, sebelum serangga makanan lain ikut berkompetisi; dan
c)  Mempunyai sifat menyebar dengan cepat kehabitat baru, sebelum habitat yang lama tidak berguna lagi. [17]
Sehingga padi yang terserang hama ini mudah hancur dengan waktu yang sangat singkat. Kalaupun tidak hancur, padi yang akan dipanen tidak akan mendapatkan hasil yang diinginkan karena biji padi yang dipanen tidak berisi.
3.  Daun padi mengering
Dampak ini terjadi akibat serangan hama walang sangit. Hama ini menyerang tanaman secara berkelompok, dan terus-menerus pada bagian batang padi. Titik fokus penyerangannya pada daun padi sehingga mengakibatkan tanaman padi menjadi kering.
4.  Daun padi menjadi rusak
Dampak ini terjadi akibat serangan ulat gerayak. Karena hama ini menyerang padi dengan cara makan daun, sehingga daun padi menjadi rusak. serangan hama ini sering teradi secara tiba-tiba dan berkelompok selain mengakibatkan daun padi menjadi rusak, hama ini juga dapat membuat daun menjadi kering dan mati.
Dari semua dampak di atas pada hakikatnya dapat mengakibatkan kerugian yang sangat  besar baik kerugian secara ekonomi, maupun secara tenaga.

C. Cara Mengatasi Hama
Dari semua dampak-dampak yang telah disebutkan, ada beberapa cara agar dampak tersebut dapat teratasi dan padi terhindar dari serangan hama. Adapun cara yang digunakan para petani daerah Tataman untuk mengatasi hama, yaitu :
1.  Dengan Menggunakan Pestisida (zat kimia)
Maksudnya menggunakan zat kimia untuk mengendalikan hama tanaman kita agar tanaman kita bebas dari serangan hama. Berdasarkan hamanya seperti yang telah disebutkan di atas, pestisida dapat dikelompokan antara lain:
a.  Insektisida (pada hama serangga)
b.  Rondentisida (pada hama binatang pengerat, seperti tikus)
c.   Avisida (pada hama burung);
d.  Mollusida (pada hama bekicot/keong=binatang lunak);
e.  Herbisida (pada jasad pengganggu jenis gulma atau jenis jasad pengganggu non gulma pada tumbuhan tingkat tinggi).[18]
Biasanya para petani Tataman mendapatkan  obat-obatan untuk membasmi hama tanaman padi di toko dekat Balai Desa
2. Dengan menggunakan orang-orangan sawah
  Cara ini dikhususkan hanya untuk serangan burung pipit. Biasanya para petani menempatkan orang-orangan sawah di pertengahan atau di pinggir-pingir sawah bertujuan untuk menghindri burung pipit hinggap ketangkai padi.


BAB VI
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Padi merupakan jenis tanaman yang dibudidayakan di Indonesia. Padi yang telah diolah menjadi nasi, merupakan bahan pokok utama bagi penduduk Indonesia. Di Indonesia, padi tumbuh dengan  baik dan dapat tumbuh di tanah aluvial (padi sawah) maupun tanah kering (padi huma).
Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada tanaman budidaya, yang bisa disebut sebagai padi liar. Pada hakikatnya, padi merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan dalam pertanian Indonesia. Padi merupakan salah satu tanaman yang berperan aktif pada kebutuhan primer penduduk Indonesia.
Tetapi padi merupakan salah satu tanaman yang mudah terserang oleh penyakit (hama). Hama adalah organisme perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna dan mati.
Penyebab munculnya hama bisa terjadi dikarenakan pengelolaan tanah kurang baik, menanam satu varietas terus menerus tanpa pola, musim tanam kurang baik dan dampak negatif penggunaan pestisida.
Akibat serangan hama tersebut, akan terjadi dampak-dampak yaitu dapat mengakibatkan kerugian kepada petani, baik kerugian tenaga maupun biaya. Beberapa dampaknya, seperti : seluruh bagian padi menjadi hangus dan mengering, biji padi menjadi tidak berisi dan daun padi menjadi rusak parah sehingga mengakibatkan tanaman padi itu menjadi mati. Dari keseluruhan dampak tersebut, kini para petani telah mengetahui cara mengatasi agar padi tidak terserang hama kembali yaitu dengan menggunakan pestisida.Berdasarkan pada hamanya, Pestisida dapat dikelompokan tergantung pada hama yang menyerang, seperti : insektisida, rodentisida, avisida, mollusida, dan nematisida. Bisa juga dengan menggunakan orang-orangan sawah, yang dikhususkan untuk burung pipit.

B. Saran-saran
Penulis memberikan saran yang ditunjukan kepada :
1.  Para petani, agar dapat menetralisir serangan hama pada tanaman padi, lebih mengetahui penyakit-penyakit yang menyerang pada tanaman padi dan cara mengatasinya
2.  Pemerintah, menjamin ketersediaan obat dan pupuk guna membantu   para petani menghilangkan penyakit pada tanaman padi
3.  Pembaca, senantiasa selalu belajar dan tak lupa akan pentingnya pengetahuan tentang pertanian agar dapat mengetahui perkembangan tanaman padi yang ada di Indonesia    


      DAFTAR PUSTAKA

Baehaki. 1992.Berbagai Hama Serangga Tanaman padi. Bandung: Angkasa
Djafaruddin. 2001. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara
Heddy, suwarsono. 1987. Ekofisiologi Pertanian. Bamdung: Sinar Baru Algensindo
Munisjah, Qamara Wahyu dan Setiawan, Asep. 1991. Produksi Benih. Jakarta: Bumi Aksara





[1] Ir. Suwasono Heddy. Ekofisikologi Pertanaman, Sinar Baru, Bandung, 1987, hal.29.
[2] Http://googleweblight.com senin 20 september, 2016, 11.30
[3] Dr. Baehaki, S.E. Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi ,Angkasa 1992, Bandung, hal.02.
[4] resikopenyakit.blogspot. Co.id>Home>Kesehatan. Kamis 23 september 2016, pm:10.15
[5] Prof. ir. Djafaruddin. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman , PT Bumi Aksara, 2001, Bandung, hal.18
[6] Id.Wikipedia. Org/wiki/padi. Selasa 28 september 2016,pm:09.30
[7] Tnimedia.blogspot.com, rabu 12 oktober 2016, pm:10.30
[8] Dr. ir. Wahju Qamara Mugnisjah, MA gr, dan Ir Asep Setiawan,MS, Produksi Benih, Bumi Aksara, 2001, Jkarta, hal. 06. 
[9] www.lepank.com>home>lain-lain>pelajaran    
[10] Tanimedia.blogspot.com Rabu 12 oktober 2016 pm.10.30
[11]Tanimedia.blogspot. com Rabu 12 oktober 2016 pm .10.30
[12] Tanimedia.blogspot. com rabu 12 0ktober 2016 pm.10.30
[13] Dr. Ir. Baehaki,S.E Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi, Angkasa, 1992,   Bandung,hal. 100
[14] Dr. Ir. Baehaki,S.E Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi, Angkasa, 1992, Bandung,hal. 6-7

[15] Dr. Ir. Baehaki,S.E Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi, Angkasa, 1992, Bandung,hal 114
[16] Dr. Ir. Baehaki,S.E Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi, Angkasa, 1992, Bandung,hal 115

[17] Dr.Ir.Baehaki,S.E Bebagai Hama Serangga  Tanaman Padi.Angkasa ,1992, Bandung,hal.02.
[18] Prof.Ir.Djaparuddin. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman,PT Bumi Aksara, 2001, Bandung, hal.79-80

No comments: