27/12/2016

ANALISIS KURIKULUM PONDOK PESANTREN NURUL FALAH

KTI Oleh      : Arsudin, Nur'aeni dan Siti Soleha
Pembimbing : Asep Hermawan, S.Pd.I, M.Pd.I






BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Setiap manusia pasti mengenal yang namanya kurikulum sekalipun orang  yang memandang kurikulum sebagai landasan berpikir, orang yang sangat diperlukan dalam peraktek bahkan ada yang beranggapan kurikulum itu tidak penting dalam kehidupan manusia.
Namun kurikulum juga merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan, tanpa adanya kurikulum yang baik dan tepat maka akan sulit dalam mencapai tujuan dan saran tujuan pendidikan yang telah dicita-citakan oleh suatu lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal karena segala sesuatu yang harus ada managemen bisa ingin menghasilkan yang baik, sesuai dengan yang diharapkan contohnya pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan umat Islam yang paling tua yang berpungsi sebagai pusat benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat Islam di Indonesia
Setiap kelompok masyarakat atau ahli pendidikan dapat mempunyai penafsiran yang berbeda tentang pengertian Kurikulum berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh para ahli kurikulum adalah dapat ditinjau dari dua sisi yang berbeda yaitu menurut pandangan lama dan pandangan baru.
Dalam undang–undang No 20 tahun 2003 kurikulum adalah bahan pelajaran serta cara yang digunakan  sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembalajaran untuk mencapai tujuan pendidikan “ ( BAB I pasal I ayat 9 ) [1]
Menurut pengembangan kurikulum pesantren tradisional sangat di tentukan seorang kiai, sehingga nilai-nilai multikultural terutama nilai demokrasi dan keadilan agaknya tidak ditemukan dalam pengembangan kurikulum Pondok Pesantren.
            Dari uraian latar belakang masalah di atas maka kami tertarik untuk mengangkat judul “Analisis kurikulum Pondok Pesantren (Studi di pondok pesantren Nurul Falah Kaungcaang).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahan masalahnya.[2]
Dari uraian di atas terdapat beberapa masalah yang dapat dikaji yang diteliti yaitu :
1.     Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang?
2.     Bagaimana kurikulum di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang?
3.     Apa metode pembelajaran di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang?

C. Tujuan penelitian
            Tujuan penelitian adalah sebagai bahan melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitian dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah yang sistematis dan metode logis [3]
1.     Untuk mengetahui berdirinya Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
2.     Untuk mengetahui Kurikulum di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
3.     Untuk mengetahui Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang

D. Sistematika Penulisan
            BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
B.   Rumusan Masalah
C.   Tujuan Penelitian
D.   Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
A.   Pengertian Kurikulum
B.   Pengertian Pondok Pesantren
BAB III ANALISIS KURIKULUM PONDOK PESANTREN (Studi di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang)
A.   Sejarah Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
B.   Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
C.   Kurikulum di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
BAB  IV PENUTUP
A.   Kesimpulan
B.   Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB II
KAJIAN TEORI

A.     Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggaraan pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan, penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan peserta didik, kurikulum juga biasanya disesuaikan dengan tujuan agar peserta didik supaya memahami makna yang disampaikan.  
Secara etimologi kurikulum dalam bahasa inggris “Curriculum” yang berasal dari bahasa yunani yaitu “Curir“ yang berarti pelari dan “curere” yang berarti tempat berpacu “Tidak heran dilihat dari arti harfiahnya istilah kurikulum pada awalnya digunakan dalam dunia  olahraga seperti diperhatikan “pelari dan tempat berpacu” yang mengatakan kita mengingat pada jenis olahraga-olahraga atletik.
Adapun pengertian kurikulum menurut istilah yaitu kurikulum berawal dari makna “Curir” dan “curere” kurikulum berdasarkan                                   istilah diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari  awal sampai akhir untuk memperoleh kemenangan dari pengertian tersebut dapat diartikan sebagi sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa atau santri dari awal hingga akhir program demi memproleh pendidikan atau ijazah.
Menurut UUD 20 tahun 2003 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi, dan bahan pelajaran serta tata cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (BAB I pasal I ayat 19 ).[4]
Dari kajian sejarah kurikulum, kami mengetahui beberapa hal yang menjadi sumber atau landasan inti penyusunan kurikulum, pengembangan kurikulum pertama bertolak dari pekerjaan dan kehidupan orang dewasa, kurikulum terutama isi kurikulum berdasarkan kurikulumnya atas hasil analisisnya, dalam pengembangan kurikulum selanjutnya semua unsur kebudayan, hidup dalam lingkungan budaya dan turut menciptakan budaya untuk dapat hidup dalam lingkungan budaya ia harus mepelajari lingkungan budaya maka budaya menjadi sumber utama isi kurikulum budaya ini mencakup semua disiplin, ilmu yang telah ditemukan dan dikembangkan para pakar, nilai-nilai adat istiadat perilaku benda-benda dan lain-lain.[5]
a.    Jenis-jenis kurikulum
Jika dilihat dari sudut guru dari pengembangan kurikulum di kenal jenis-jenis kurikulum sebagai berikut.
1.     Open kurikulum (kurikulum terbuka) artinya kurikulum guru, guru memiliki kebebasan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan keinginan dan kemampuannya.
2.     Clost Curriculum (kurikulum tertutup) artinya kurikulum sudah di tentukan secara pasti mulai tujuan materi metode dan evaluasinya, Sehingga guru tinggal melaksanakan apa adanya.
3.     Gurde Curriculum (kurikulum terbimbing) artinya setengah terbuka setengah tertutup rambu-rambu pengajaran telah di tentukan dalam kurikulum akan tetapi guru masih diberi kemungkinan untuk mengembangkan lebih lanjut dalam kelas.

B. Pengertian Pondok pesantren
Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan Islam yang berkembang di Indonesia dimana kiai dan santri hidup bersama dalam suatu asrama yang memiliki bilik-bilik kamar sebagai ciri ensensialnya dengan berdasarkan alat agama Islam pondok pesantren mempunyai lima elemen dasar yaitu pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab klasik, santri dan kiai kelima elemen di atas merupakan elemen dasar yang dimiliki sebuah pesantren dikatakan lengkap apabila telah memiliki kelima elemen di atas dan masing-masing mempunyai fungsi tersendiri, dalam pembinaan santri memulai kegiatan yang diselengarakan baik dalam fisik maupun mental santri di  pondok pesantren.
Secara umum pondok pesantren adalah merupakan salah satu bentuk dari lembaga pendidikan khusunya lembaga pendidikan yang bernapas Islam. Pengertian pondok pesantren terdapat berbagai pariasinya antara lain pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam dari pengertian ini sama dengan lembaga secara umum hanya yang membedakan adalah mengajarkan ilmu yang beruraikan Islam pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti  rumah atau tempat tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu di samping itu kata pondok mungkin berasal dari bahasa Arab fuduq yang berarti “hotel atau asrama”.
Menurut buku Kyai Multitalenta (KH. M. holhah Hasan) mengatakan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang muridnya sudah dewasa dan mereka tinggal di asrama atau pondokan yang dibangun disekitar masjid, lembaga pendidikan pesantren ini, adalah kelanjutan dari lembaga pendidikan Islam dalam kategori pertama dan kedua. Namun saat ini karena kondisi memungkinkan, anak-anak sejak usia tingkat pendidikan dasar sudah dapat dikirim oleh orang tua mereka kepesantren-pesantren yang mereka kehendaki.
Menurut Ziemek bahwa pesantren diakhir abad ke 20 Masehi, mempunyai beberapa jenis seluruh pesantren tidak mempunyai kesamaan untuk itu dia mengelompakkan pesantren menjadi beberapa jenis berdasarkan komponennya:[6]
1.     Pesantren yang menggunakan sebagai tempat pengajaran jenis ini khas untuk kaum sufi (Pesantren tarekat) yang memberikan pengajaran bagian tarekat.
2.     Pesantren yang sudah dilengkapi dengan pondokan yang berpisah dari rumah kiai, pondokan adalah tempat tinggal santri dan sebagai tempat belajar.
3.     Pesantren yang modifikasinya ditambah dari pendidikan keterampilan dan terapan baik bagi para santri maupun para remaja dari desa sekitarnya.

  
  
BAB III
ANALISIS KURIKULUM PONDOK PESANTREN

A.  Sejarah Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaanng
Pondok Pesantren Nurul Falah pertama kali didirikan di Kampung Cimeong Desa Suka Menak Kecamatan Baros Kabupaten Serang pada tahun 1947-1949 oleh KH. Moch Chaedar sebagai menantu dari H. Azhari tokoh masyarakat Kampung Cimeong. Pondok Pesantren ini bahkan ketika didirikan belum memiliki nama, dari sisi sarana dan prasarana masih teramat sederhana, bentuk bangunan masih berupa gubuk terbuat dari bambu dan atapnya dari daun kirai. Ada beberapa santri KH. Moch Chaedar angkatan pertama diantaranya :
1.    Alm. H. Karsa
2.    Ust. Surya
3.    Ust. Ujen
4.    Alm. Ust Muhammad
5.    Ust. Syukur
6.    Alm. Syamsudin
7.    Ust. Sidiq
8.    Ust. Suhaemi
9.    Ust. H. Sam’un
10. Ust. Jarkani
11. Ust. Suhari
12. Ust. Mahmud
13. Ust. Kiming
14. Ust. Rusdi
15. Ust. Jafar
16. Ust. Abdul Masjid
Adapun beberapa kitab yang diajarkan pada masa-masa berdirinya Pondok Pesantren diantaranya:
1.    Nahwu Sorof
2.    Tafsir
3.    Qur’an
4.    FiQIH
5.    Tauhid, dan
6.    Tasauf
Pondok Pesantren ini bertahan selama tiga tahun karena pada tahun 1951 berpindah ke Kampung Taman Sari atau lebih dikenal di Kampung Pasir Meong, perpindahan tersebut disebabkan atas permintaan tokoh masyarakat Kampung Kaungcaang dan Kampung Pasir Meong di Kampung Taman Sari ini KH. Moch Chaedar mulai mendirikan Madrasah Diniyah Awaliah (MDA) Hanya berselang dua tahun KH. Moch Chaedar kembali berpindah tempat ke Kampung Kaungcaang Desa Kaungcaang Cadasari Pandeglang dengan alasan pesantren dan Madrasah Diniyah bukan sepenuhnya milik pribadi, selain dari itu latar belakang berpindah ke Kampung Kaungcaang juga disebabkan permintaan tokoh masyarakat Kaungcaang pada tahun 1952 pada masa itu keadaan pondok pesantren Nurul Falah masih gubuk yang memperhatikan, bangunannya masih terbuat dari bambu dan kayu, atapnya terbuat dari daun kirai (hateup) bukan dari genting seperti sekarang ini.
Seiring dengan berjalanya waktu maka Mama Moch Chaedar  menetap di Kaungcaang pada tahun 1952, Pondok pesantren tadinya  belum diberi nama akhirnya diberi nama dengan nama Nurul Falah yang artinya “ Cahaya Kemenangan” yang merupakan dari Nurul Falah.
Dari tahun ketahun jumlah santri semakin banyak, bukan hanya dari daerah sekitar tapi sudah dari daerah lain seperti: Sumatera, Bogor, Bekasi, Karawang, Taggerang, Serang, Pandeglang, Rangkas bitung, dan lain sebagainya.
Dengan semakin bertambah jumlah santri, dituntut untuk mengembangkan dan menambah pasilitas sarana dan prasarana pondok pesantren, dari sisi jumlah kobong (asrama) diperbanyak dan ditingkatkan menjadi kobong (asrama) menjadi bangunan yang permanen sampai saat ini.
Adapun tokoh-tokoh yang berjuang dalam mendirikan pondok pesantren Nurul Falah yang masih dalam keadaan sederhana diantaranya: Lurah Satibi, KH. Azhar, H. Acuk, H. Jasyira, H. Sabar, H. Anggowi merekalah yang berjuang dan ikut serta dalam mendirikan pondok pesantren Nurul Falah, kebanyakan santri-santri yang pernah menuntut ilmu di pondok pesantren Nurul Falah mendirikan pondok pesantren yang bernama “Nurul Falah”  di Kampung Pasir Dangder, Ust. H. Samsudin mendirikan Madrasah Diniyah Nurul Falah di Kadu Jaro Ust. Kiming mendirikan Madrasah Diniyah Nurul Falah di Kampung Sukajaya, masih banyak lagi cabang-cabang Nurul Falah yang tidak bisa disebutkan satu persatunya.[7]

B. Kurikulum di Pondok Pesantren Nurul Falah
Kurikulum di pondok pesantren Nurul Falah Kaungcaang  ini masih menggunakan tradisi lama, dan tradisi tersebut masih di terapkan di pondok   pesantren sampai saat ini, seperti kegiatan MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah)  sampai saat ini masih dilakukan oleh para santri meskipun perubahan waktu yang sangat pesat, perubahan waktu disebabkan oleh kegiatan Madrasah Tsanawiyah maupun kegiatan di Madrasah Aliyah yang dilakukan pada jam 14.00-13.00 WIB sedangkan kegiatan madrasah yang dilakukan pada saat ini yaitu jam 14.00-16.00 WIB. Dimana pada santri yang dulu memiliki waktu untuk beristirahat akan tetapi waktu tersebut menjadi semakin sempit, pada kegiatan MDA karena kegiatan yang dilakukan di Madrasah Aliyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) para pelajar sekarang dan dulu bukan hanya terdiri dari para santri melainkan dari masyarakat sekitar seperti dari Kaungcaang, Tataman, Cikentrung, Pasir Meong, Wado dan masih banyak yang lain.
Adapun beberapa kelas dibagi menjadi  tiga yaitu :
1.  Kelas Ibtida A dan Kelas Ibtida B
2.  Kelas Wustho, dan
3.  Kelas Ulya
Kelas ibtida A dan kelas ibtida B masih menggunakan sistem di tulis, Kelas wushto sistem pelajaran menggunakan sistem wetonan dan di tulis dan sedangkan kelas ulya sistem pengajarannya menggunakan sistem wetonan
Pondok pesantren Nurul Falah ini membagi para santrinya menjadi tiga kelas:
1.  Kelas Ibtida
Kelas ibtida dapat di artikan pemulaan, yang mana para santri baru datang menetap di pondok pesantren, metode yang digunakan di kelas ibtida dengan menggunakan kitab-kitab yang masih dasar dengan sistem ditulis dipapan tulis
Daftar Mata Pelajaran Ibtida di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
Tabel 1
Jadwal pelajaran MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah)
NO
HARI
WAKTU
MATA PELAJARAN
1
SENIN
13.30-15.30
TASRIPAN
SAFINATUNNAZA
2
SELASA
13.30-15.30
MATANBINA
3
RABU
13.30-15.30
JURUMIAH
4
KAMIS
13.30-15.30
AKOID
5
SABTU
13.30-15.30
FIQIH
6
MINGGU
13.30-15.30
SALASATUL ROSAIL
Tabel 2
Jadwal Pelajaran Malam
NO
HARI
WAKTU
MATA PELAJARAN
1
SENIN
20.30-22.00
AKOID
2
SELASA
20.30-22.00
NAHWU SOROP
3
RABU
20.30-22.00
ADABUL MAR’AH
4
KAMIS
20.30-22.00
WASOYA
5
SABTU
20.30-22.00
WASOYA
6
MINGGU
20.30-23.00
MUHADOROH

Tabel 3

Jadwal Pelajaran Kulsub (Kuliah subuh)

NO
HARI
WAKTU
MATA PELAJARAN
1
SENIN
05:30-07:00
ADABUL MAR’AH
2
SELASA
05:30-07:00
FIQIH
3
RABU
05:30-07:00
FIQIH
4
KAMIS
05:30-07:00
TASRIPAN
5
SABTU
05:30-07:00
AHLAKUL BANEN
6
MINGGU
05:30-07:00
MAHPUDOT

2.  Kelas Wustho
Kelas wustho dapat diartikan kelas pertengahan, yang mana para santri sudah menetap di pondok pesantren sekitar dua tahun, metode yang digunakan di kelas wustho dengan menggunakan sistem campuran diantaranya sistem wetonan dan sistem campuran, diantaranya sistem di tulis di papan tulis oleh para pengajar
Daftar Mata Pelajaran Wustho di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
Tabel 4
Jadwal Pelajaran MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah)

NO
HARI

WAKTU
MATA PELAJARAN
1
SENIN

13.30-16. 00
ADABUL MAR’AH
KHUTBAH JUM’AT

2
SELASA

13.30-16.00
TARKIBAN
SAFINATUNNAJA

3
RABU

13.30- 16.00

NAHWU WADHI
AQOID

4
KAMIS

13.30-16.00
DURUS FIQIH
HIDAYATULMUSTAPID

5
SABTU

13.30-16.00
DURUS FIQIH
TALARAN JUZ A’MA

6
MINGGU

13.30-16.00
MUHTASORJIDAN
MATANBINA WALASAS


Tabel 5
Jadwal Pelajaran Malam

NO

HARI
WAKTU
MATA PELAJARAN
1

SENIN
20.30-22.00
MUTHAROL HADIST

2

SELASA
20.30-22.00
FIQIH
3

RABU
20.30-22.00
NADZOM IMRITY
4

KAMIS
20.30-22.00
MUSTAMIL
5

SABTU
20.30-22.00
QIRO’AT
6

MINGGU
20.30-23.00
MUHADOROH
Tabel 6
Jadwal Pelajaran Kulsub (Kuliah Subuh)

NO

HARI
WAKTU
MATA PELAJARAN
1

SENIN
05.30-07.00
QIRQTUL ROSYIDAH
2

SELASA
05.30-07.00
TAISYIRUL KHOLAK
3

RABU
05.30-07.00
KHULASOH
4

KAMIS
05.30-07.00
ROSAIL

5
SABTU
05.30-07.00
SAFINAH
6

MINGGU
05.30-07.00
MATAN BINA

3.  Kelas ulya
Kelas ulya dapat diartikan kelas tinggi, yang mana para santri sudah lama menetap di pondok pesantren sekitar sudah tiga tahun atau lebih. Meotde yang digunakan di kelas ulya dengan menggunakan sistem wetonan dengan kitab- kitab yang dipelajari dan dibahas.
Daftar Mata Pelajaran Ulya di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
Tabel 7
Jadwal mata pelajaran MDA

NO

HARI
WKTU
MATA PELAJARAN
1
SENIN

13.30-15.00
TA’LIM MU’TALIM
FATHUL QORIB
2
SELASA

13.00-15.00
TANQIHUL KOUL
IRSADUL IBAD
KASIPTU SAZA
WASOYA
3
RABU

13.00-15.00
DARDIR
TIJAN DARORI
HILUL MA’KSUD
NASHO IDULIBAD
4
KAMIS

13.00-15.00
SALAMUNNAJAT
QOTRUL GOES
MUTAMIMAH
SITTIN MASALAH
5
SABTU


QUROTUL UYUN
SALAMUN TAUPIQ
RIADUL BADIAH
KOMITUGYAN
6
MINGGU

13.00-15.00
UKUDUL JYEN
TAPSIR YASIN
. KABAIR
MAHPUDOT



Tabel 8
Jadwal Mata Pelajaran Malam
NO
HARI

WAKTU
MATA PELAJARAN
1

SENIN
20.30-22.00
BLUGUL MAROOM
UBUDIYAH

2

SELASA
20.30-22.00
MINHUSANIAH

3

RABU
20.30-22.00
TA’LIM MUTA’LIM
BUKHORI
4

KAMIS
20.30-22.00
MUKHTAROLHADIST
5

SABTU
20.30-22.00
QIROAT
6

MINGGU
20.30-23.00
MUHADOROH

Tabel 9
Jadwal Mata Pelajaran Kulsub ( Kuliah Subuh )
NO
HARI
WAKTU

MATA PELAJARAN
1
SENIN
05.30-07.00

ABINAJJA
2

SELASA
05.30-07.00
MAJALISUASNIYAH
3

RABU
05.30-07. 00
TAFSIR JALALEN
4

KAMIS
  05.30-07.00
MUHTASOR JIDAN
5

SABTU
05.30-07.00
DUROTUNASIHIN
6

MINGGU
05.30-07.00
BULUGULMAROM

Adapun nama pendidik di pondok pesantren Nurul Falah Kaungcaang adalah sebagai berikut :
1.    Drs. Muzayan. M.Ag
2.    Uyu Zuhrufi, S.Pd
3.    Ust. Muhit Azahri. AMa
4.    Drs. E. Baihaki Aziz
5.    Ust. Atho Jumrata
6.    Ust. Andi Suhadi
7.    Ust. Abd Majid
8.    Ust. Zaenudin
9.    Ust. Abdurrosyid
10. Ust. Saukani
11. Ust. Saepul Munir
12. Ust. Abdul Rohman Puadi, S.Pd.I
13. Ust. M. Mukhlis Faturrahman
14. Ust. TB. Sihabudin SH
15. Ust. Rizal, S.Pd.I
16. Ust. Muhi Maulana
17. Ust. Aburijal Chili
18. Ustd. Sumiyati
19. Ustd. Neni Yunengsih
20. Ustd. Siti Nuraeni
Adapun kegiatan mingguan di pondok pesantren Nurul Falah Kaungcaang adalah sebagai berikut:
-          Muhadoroh
-          Pembacaan surat yasin
Kegiatan tahunan seperti:
-          Ikhtifalan
-          Maulid Nabi Muhamad SAW
-          Haul K.H Moch Chaedar atau nemu tahun.

C. Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren
Metode pembelajaran di pondok pesantren Nurul Falah dilaksanakan secara wetonan atau bandungan, sorogan serta pangajaran kitab-kitab klasik, metode pengajaran yang sekarang, tetapi kalau dulu tidak ada metode klasikal.
1.  Wetonan atau bandungan
Wetonan atau bandungan adalah matode yang paling utama di lingkungan pesantren metode wetonan (bandungan) ialah suatu metode dengan cara pengajaran dengan guru membaca, menterjemahkan, menerangkan dan menulis buku-buku Islam dalam bahasa Arab sedangkan sekelempok santri mendengarkan mereka memeperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah pikiran yang sulit. Penerapan metode tersebut mengakibatkan santri bersikap pasif sebab kreativitas dalam peroses belajar mengajar didominasi ustadz atau kiai. Sementara santri hanya mendengarkan dan memperhatikan keterangannya, metode wetonan dalam perakteknya selalu berorientasi pada materi tanpa melalui kontrol yang tegas, metode wetonan ini berada pada tingkat menengah ,metode sorogan dan wetonan sama-sama memiliki ciri pemahaman yang sangat kuat pada tekstual atau literal.
Metode wetonan ini memungkinkan kiai atau ustad mengawasi, menilai, dan membimbing secara maksimal kemampuan santri dalam menguasi materi sedangkan metode bandungan terletak  pada pencapaian kuantitas dan percepatan kajian kitab untuk tujuan kedekatan santri kepada kiai.
Kedua metode tersebut sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari layanan yang sebesar-besarnya kepada santri adapun dalam bandungan para santri memperoleh kesempatan untuk bertanya atau meminta penjelasan lebih lanjut atas keterangan kiai sementara catatan-catatan santri yang dibuat membantu untuk malakukan telah atau mempalajari lebih lanjut isi kitab terserbut setelah selesai.
2.  Sorogan
Metode pengajaran dengan pola sorogan dilaksanakan dengan jalan santri yang biasanya pandai menyorogan kitab kepada kiai untuk di baca dihadapan kiai. Jika ada kekeliruan atau kesalahan langsung diperbaiki oleh kiai itu di pesantren, sorogan dilakukan oleh dua atau tiga orang santri saja, yang biasa terdiri dari keluarga Kiai atau santri-santri yang diharapkan metode sorogan merupakan metode yang ditempuh dengan cara menyampaikan pelajaran kepada santri secara individual, biasanya disamping  pesantren juga dilangsungkan di Mushola,Masjid, atau di rumah-rumah, metode ini dikelompokan santri pada tingkat rendah yaitu mereka yang baru menguasai membaca Al-Qur’an melaui sorogan, dan perkembangan secara intelekektual santri dapat dibimbing kiai secara utuh dia dapat memberikan tekanan pengajaran kepada santri-santri tertentu atas dasar observasi  langsung terhadap tingkat kemampuan dasar dan kapasitas mereka. Sebaliknya penerapan metode sorogan menuntun kesabaran dan keuletan pengajar santri dituntut memiliki disiplin tinggi.
3.  Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh kiai kepada santriawan atau santriawati, agar santriawan-santriawati lebih memahami pembelajaran secara efektif dengan menggunakan metode ceramah, maka santriawan atau santriawati perlu dilatih mengembangkan keterampilan berpikir untuk memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, dan mencatat penalarannya secara sistematis. Jadi dipahami metode ceramah merupakan sebuah bentuk interaksi belajar mengajar yang di lakukan penjelasan dan penuturan secara lisan oleh kiai terhadap santri. Metode ini tergantung pada kiai bagaimana ia menetapkan dan mengendalikannya dalam pembelajaran jika terlalu banyak menggunakan metode ceramah atau metode ini akan menimbulkan rasa bosan pada santri dalam mengikuti pelajaran.
D. Kurikulum di Pondok Pesantren Nurul Falah
Kurikulum di pondok pesantren Nurul Falah Kaungcaang  ini masih menggunakan tradisi lama, dan tradisi tersebut masih di terapkan di pondok   pesantren sampai saat ini, seperti kegiatan MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah)  sampai saat ini masih dilakukan oleh para santri meskipun perubahan waktu yang sangat pesat, perubahan waktu disebabkan oleh kegiatan Madrasah Tsanawiyah maupun kegiatan di Madrasah Aliyah yang dilakukan pada jam 14.00-13.00 WIB sedangkan kegiatan madrasah yang dilakukan pada saat ini yaitu jam 14.00-16.00 WIB. Dimana pada santri yang dulu memiliki waktu untuk beristirahat akan tetapi waktu tersebut menjadi semakin sempit, pada kegiatan MDA karena kegiatan yang dilakukan di Madrasah Aliyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) para pelajar sekarang dan dulu bukan hanya terdiri dari para santri melainkan dari masyarakat sekitar seperti dari Kaungcaang, Tataman, Cikentrung, Pasir Meong, Wado dan masih banyak yang lain.
Adapun beberapa kelas dibagi menjadi  tiga yaitu :
1.  Kelas Ibtida A dan Kelas Ibtida B
2.  Kelas Wustho, dan
3.  Kelas Ulya
Kelas ibtida A dan kelas ibtida B masih menggunakan sistem di tulis, Kelas wushto sistem pelajaran menggunakan sistem wetonan dan di tulis dan sedangkan kelas ulya sistem pengajarannya menggunakan sistem wetonan.
Pondok pesantren Nurul Falah ini membagi para santrinya menjadi tiga kelas :
1.    Kelas Ibtida
Kelas ibtida dapat di artikan pemulaan, yang mana para santri baru datang menetap di pondok pesantren, metode yang digunakan di kelas ibtida dengan menggunakan kitab-kitab yang masih dasar dengan sistem ditulis dipapan tulis
Daftar Mata Pelajaran Ibtida di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
Tabel 1
Jadwal pelajaran MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah)
NO
HARI
WAKTU
MATA PELAJARAN
1
SENIN
13.30-15.30
TASRIPAN
SAFINATUNNAZA
2
SELASA
13.30-15.30
MATANBINA
3
RABU
13.30-15.30
JURUMIAH
4
KAMIS
13.30-15.30
AKOID
5
SABTU
13.30-15.30
FIQIH
6
MINGGU
13.30-15.30
SALASATUL ROSAIL

Tabel 2
Jadwal Pelajaran Malam

NO
HARI
WAKTU
MATA PELAJARAN
1
SENIN
20.30-22.00
AKOID
2
SELASA
20.30-22.00
NAHWU SOROP
3
RABU
20.30-22.00
ADABUL MAR’AH
4
KAMIS
20.30-22.00
WASOYA
5
SABTU
20.30-22.00
WASOYA
6
MINGGU
20.30-23.00
MUHADOROH

Tabel 3
Jadwal Pelajaran Kulsub (Kuliah subuh)
NO

HARI

WAKTU
MATA PELAJARAN
1
SENIN
0530-07.00

ADABUL MAR’AH
2
SELASA

05.30-07.00
FIQIH
3
RABU

05.30-07.00
FIQIH
4
KAMIS

05.30-07.00
TASRIPAN
5
SABTU

05.30-07.00
AHLAKUL BANEN
6
MINGGU

05.30-07.00
MAHPUDOT

2.    Kelas Wustho
Kelas wustho dapat diartikan kelas pertengahan, yang mana para santri sudah menetap di pondok pesantren sekitar dua tahun, metode yang digunakan di kelas wustho dengan menggunakan sistem campuran diantaranya sistem wetonan dan sistem campuran, diantaranya sistem di tulis di papan tulis oleh para pengajar
Daftar Mata Pelajaran Wustho di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
Tabel 4
Jadwal Pelajaran MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah)
NO

HARI

WAKTU
MATA PELAJARAN
1
SENIN

13.30-16. 00
ADABUL MAR’AH
KHUTBAH JUM’AT

2
SELASA

13.30-16.00
TARKIBAN
SAFINATUNNAJA

3
RABU

13.30- 16.00

NAHWU WADHI
AQOID

4
KAMIS

13.30-16.00
DURUS FIQIH
HIDAYATULMUSTAPID

5
SABTU

13.30-16.00
DURUS FIQIH
TALARAN JUZ A’MA

6
MINGGU

13.30-16.00
MUHTASORJIDAN
MATANBINA WALASAS


Tabel 5
Jadwal Pelajaran Malam

NO

HARI
WAKTU
MATA PELAJARAN
1

SENIN
20.30-22.00
MUTHAROL HADIST

2

SELASA
20.30-22.00
FIQIH
3

RABU
20.30-22.00
NADZOM IMRITY
4

KAMIS
20.30-22.00
MUSTAMIL
5

SABTU
20.30-22.00
QIRO’AT
6

MINGGU
20.30-23.00
MUHADOROH

Tabel 6
Jadwal Pelajaran Kulsub (Kuliah Subuh)

NO

HARI
WAKTU
MATA PELAJARAN
1

SENIN
05.30-07.00
QIRQTUL ROSYIDAH
2

SELASA
05.30-07.00
TAISYIRUL KHOLAK
3

RABU
05.30-07.00
KHULASOH
4

KAMIS
05.30-07.00
ROSAIL

5
SABTU
05.30-07.00
SAFINAH
6

MINGGU
05.30-07.00
MATAN BINA

3.    Kelas ulya
Kelas ulya dapat diartikan kelas tinggi, yang mana para santri sudah lama menetap di pondok pesantren sekitar sudah tiga tahun atau lebih. Meotde yang digunakan di kelas ulya dengan menggunakan sistem wetonan dengan kitab- kitab yang dipelajari dan dibahas.
Daftar Mata Pelajaran Ulya di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
Tabel 7
Jadwal mata pelajaran MDA


NO

HARI
WKTU
MATA PELAJARAN
1
SENIN

13.30-15.00
TA’LIM MU’TALIM
FATHUL QORIB
2
SELASA

13.00-15.00
TANQIHUL KOUL
IRSADUL IBAD
KASIPTU SAZA
WASOYA
3
RABU

13.00-15.00
DARDIR
TIJAN DARORI
HILUL MA’KSUD
NASHO IDULIBAD
4
KAMIS

13.00-15.00
SALAMUNNAJAT
QOTRUL GOES
MUTAMIMAH
SITTIN MASALAH
5
SABTU


QUROTUL UYUN
SALAMUN TAUPIQ
RIADUL BADIAH
KOMITUGYAN
6
MINGGU

13.00-15.00
UKUDUL JYEN
TAPSIR YASIN
. KABAIR
MAHPUDOT
Tabel 8
Jadwal Mata Pelajaran Malam
NO
HARI

WAKTU
MATA PELAJARAN
1

SENIN
20.30-22.00
BLUGUL MAROOM
UBUDIYAH

2

SELASA
20.30-22.00
MINHUSANIAH

3

RABU
20.30-22.00
TA’LIM MUTA’LIM
BUKHORI
4

KAMIS
20.30-22.00
MUKHTAROLHADIST
5

SABTU
20.30-22.00
QIROAT
6

MINGGU
20.30-23.00
MUHADOROH

Tabel 9
Jadwal Mata Pelajaran Kulsub ( Kuliah Subuh )
NO
HARI
WAKTU

MATA PELAJARAN
1
SENIN
05.30-07.00

ABINAJJA
2

SELASA
05.30-07.00
MAJALISUASNIYAH
3

RABU
05.30-07. 00
TAFSIR JALALEN
4

KAMIS
  05.30-07.00
MUHTASOR JIDAN
5

SABTU
05.30-07.00
DUROTUNASIHIN
6

MINGGU
05.30-07.00
BULUGULMAROM

Adapun nama pendidik di pondok pesantren Nurul Falah Kaungcaang adalah sebagai berikut :
1.    Drs. Muzayan, M. Ag
2.    Uyu Zuhrufi, S.Pd
3.    Ust. Muhit Azahri. AMa
4.    Drs. E. Baihaki Aziz
5.    Ust. Atho Jumrata
6.    Ust. Andi Suhadi
7.    Ust. Abd Majid
8.    Ust. Zaenudin
9.    Ust. Abdurrosyid
10. Ust. Saukani
11. Ust. Saepul Munir
12. Ust. Abdul Rohman Puadi, S.Pd.I
13. Ust. M. Mukhlis Faturrahman
14. Ust. TB. Sihabudin SH
15. Ust. Rizal, S.Pd.I
16. Ust. Muhi Maulana
17. Ust. Aburijal Chili
18. Ustd. Sumiyati
19. Ustd. Neni Yunengsih
20. Ustd. Siti Nuraeni
Adapun kegiatan mingguan di pondok pesantren Nurul Falah Kaungcaang adalah sebagai berikut:
-          Muhadoroh
-          Pembacaan surat yasin
Kegiatan tahunan seperti:
-          Ikhtifalan
-          Maulid Nabi Muhamad SAW
-          Haul K.H Moch Chaedar atau nemu tahun.



BAB IV
PENUTUP
A.  Kesimpulan
 Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren Nurul Falah Kaungcaang yang berada di Desa Kaungcaang Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang. Pondok pesantren Nurul Falah  ini dibangun pada tahun 1947-1949 oleh  KH. Moch Chaedar sebagai menantu dari H. Azhari tokoh masyarakat Kampung Cimeong  setelah KH. Moch Chaedar wafat pengelola pondok pesantren Nurul Falah dilanjutkan oleh putranya yang bernama Drs. Muzayan, M.Ag. Adapun beberapa cabang pondok pesantren Nurul Falah Kaungcaang yaitu di Kampung Pasir Dangder, Sukajaya, dan masih banyak lagi cabang-cabang Nurul Falah yang tidak bisa disebutkan satu persatunya.
Adapun metode yang diterapkan di pondok pesantren Nurul Falah yaitu : Sorogan, Wetonan dan Bandungan dan Ceramah, materi pembelajaran yang di berikan pada setiap santri di pondok pesantren ini tentunya tidak akan sama, materi diberikan berdasarkan tingkat pengetahuan dasar dan disesuaikan dengan usia serta jenjang kebutuhan tersebut.
Berikut ini kurikulum atau materi pelajaran yang diberikan di pondok pesantren Nurul Falah yaitu : Hafalan Al-Quran atau Juz a’ma, kitab Jurumiah, Tarkiban, Tasrifan, Safinatunaja, Aqoid, Matanbina, Fiqih, Salasaturrosail, Adabul Mra’h, Wasoya, Akhlakul Banen, Mahfudot, Nahwu Wadhi, Durusfiqih, Hidayatul Mustafid, Muhktasorjidan, Nadzom, Mustamil, Qiroatulrosidah, Tayisirulkholaq, Khulasoh, Majmuatu Salasaturrosail, Ta’lim Mutalim, Fathulqorib, Tangkihulkoul, Irsadulibad, Kasifatusaja, Wasoya, Hilulmaksud, Nasoihulibad, Dardir, Tijandarori, Salamunnajat, Kotrulgoes, Mutamimah, Sitinmasalah, Qirotuluyun, Salamuntaufik, Riadulbadiah, Komitugyan, Ukuduljiyen, Tafsir Yasin, Kabair, Bulugulmarom, Soheh Bukhori, Mukhtarol Hadist, Abinaja, Majalis, Tafsir Jalalen, dan Durotunnasihin.   
       
B.    Saran-saran
Dari karya tulis ini penulis memberikan saran kepada :
1.    Pengurus pondok pesantren
Dapat meningkatkan proses pendidikan dan pembelajaran yang  lebih baik sehingga bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas out put para santri atau lulusan guna bermanfaat untuk Agama, Bangsa dan Negaranya.
2.    Masyarakat
Dapat mendukung program atau kegiatan yang telah di laksanakan di pesantren, karena tanggung jawab pendidikan bukan hanya terletak pada pundak pengurus pondok pesantren akan tetapi tanggung jawab semua pihak diantaranya masyarakat.
3.    Santri
Mengikuti dan mendukung program-program kegiatan yang telah di tetapkan oleh para pengurus pondok pesantren Nurul Falah, mengikuti kegiatan dengan serius agar memiliki kompetensi yang mampu dimanfaatkan ketika kembali ke dalam masyarak yang lebih luas.

 
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim. 2007. Ilmu dan AplikasiPendidikan. Bandung : IMPERAL BHAKTI UTAMA

Umar Narasudin. 2011. KyaiMultitalenta Jakarta : PT. LisnaFariska Putra




                                                                                                                   





[1] http:www.google.com./globallavebook x.blog spot  jam 15.33 11 oktober 2016
[2] www. Informasi ahli. Com >Home> Rumusan masalah jam 10. 30  3 oktober 2016
[3] www. Informasi ahli. Com >Home> penelitian  10. 45  5 oktober 2016
[4] http:www.google.com. global lavebook x blogspot co.id/2014 jam 15.23  11oktober 2016
[5]Prof.dr.R Ibrahim, MA. Teorikurikulum. Bandung : Imperial Bhakti Utama. Hlm 99
[6] Prof. DR. H. Nasruddin Umar, M. A 2010. Sang Guru Istimewa. Jakarta:PT liska farisika putra.Hlm xxxv.
[7] Aa blogaddress. Blogspot. Com/


No comments: