KTI Oleh : Arif Firdaus, Lia Nurkholisah dan Sulaemah
Pembimbing : Mahtumah, S.Sos.I
Pembimbing : Mahtumah, S.Sos.I
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan bagi umat
manusia adalah sistem atau cara meningkatkan kualitas hidup dalam segala
bidang, dalam sejarah hidup umat manusia dimuka bumi ini hampir tidak ada
kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai pembudayaan dan
peningkatan kualitasnya, sekalipun dalam kelompok masyarakat primitif.
Metode
penyajian atau penyampaian di Pondok Pesantren bersifat tradisional menurut
kebiasaan-kebiasaan yang lama digunakan dalam insitusi itu, seperti pengajian
dengan balagan, weton, sorogan dan bandungan.[1]
Metode
pengajaran di Pondok Pesantren Nurul Falah dibudayakan secara turun temurun
agar tidak terlepas dari kentalnya budaya salafiyah. Program pendidikan di
Pondok Pesantren Nurul Falah itu lebih ditekankan pada pembinaan agama dan
diselengarakan pada kegiatan pembelajaran yang diarahkan pada pengalaman
belajar secara langsung sehingga santri lebih aktif berperan dalam proses
pembelajaran.
Adapun
metode menurut para ahli salah satunya.
Menurut
Sanjaya 2006 ;147. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal.
Menurut
Pupuh Faturahmman dan Suyadi 2013;13. Metode adalah cara atau prosedur yang
ditempuh guru untuk mecapai tujuan pembelajaran.[2]
Dari
latar belakang diatas kami menarik judul yaitu” METODE PEMBEGLAJARAN DI PONDOK
PESANTREN NURUL FALAH KAUNCAANG’’ Agar
lebih mengetahui metode pembelajaran di Pondok Pesantren Nurul Falah sehingga menjadikan santri yang
berakhlakul karimah.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
adalah usaha untuk usaha untuk menyatakan usaha secara tersurat pernyataan
penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahan masalah.[3]
Dari uraian diatas
terdapat beberapa masalah yang dapat dikaji dan diteliti yaitu:
1. Jelaskan sejarah singkat pendirian Pondok
Pesantren Nurul Falah Kaungcaang?
2. Metode pembelajaran apa yang digunakan di
Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang?
3. Kegiatan apa yang masih dilakukan sampai saat ini di Pondok Pesantren Nurul
Falah Kaungcaang?
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian
uraian yang menyebutkan secara spesifik. Maksud-maksud yang terkandung didalam
kegiatan, didalam kegiatan tersebut baik maksud utama maupun tambahan harus
dikemukakan dengan jelas.[4]
Dengan demikian kami
bertujuan agar dapat memecahkan masalah diantaranya yaitu:
1. Agar mengetahui sejarah singkat pendirian
Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang.
2. Agar mengetahui metode pembelajaran yang
digunakan di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang.
3. Ingin mengetahui kegiatan yang masih
dilakukan sampai saat ini di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang.
D. Sistematika
Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
A. Definisi Pondok Pesantren
B. Tujuan dan Fungsi Pondok Pesantren
C. Peran Pondok Pesantren Terhadap Aspek
Kehidupan Kemasyarakatan yang Berkembang di Pondok Pesantren
BAB III METODE PEMBELAJARAN DI PONDOK
PESANTREN NURUL FALAH KAUNGCAANG
A. Sejarah Singkat Pendirian Pondok Pesantren
Nurul Falah Kaungcaang
B. Metode Pembelajaran yang digunakan di Pondok
Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
C. Kegiatan yang Masih dilakukan Sampai Saat ini
di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
II
KAJIAN TEORI
A. Definisi
Pondok Pesantren
Pesantren adalah
suatu lembaga pendidikan Islam yang melembaga di Indonesia. Dimana kiai dan
santri hidup bersama dalam suatu asrama yang memiliki bilik-bilik kamar sebagai
ciri-ciri esensialnya dengan berdasarkan nilai agama Islam. Pondok Pesantren
mempunyai lima elemen dasar yaitu pondok, masjid pengajaran, kitab-kitab klasik
Islam, santri dan kiai. Kelima elemen di atas merupakan elemen dasar yang
dimiliki sebuah pesantren dikatakan lengkap apabila telah memiliki lima elemen
di atas dan masing-masing mempunyai fungsi sendiri.
Menurut Zamahsyari
Dhofir, 1982;18. Kata Pondok berasal dari Punduq (Bahasa arab) yang
artinya ruang tidur, asrama atau wisma
sederhana. Karena pondok memang sebagai tempat penampungan sederhana dari para
pelajar atau santri yang jauh dari tempat tinggalnya.
Menurut Ziemek 1986.
Pesantren yang berasal dari kata santri yang di imbuhi awalan Pe- dan akhiran-en
yang berarti menunjukan tempat, maka artinya adalah tempat para santri.
Dalam istilah lain dikatakan pesantren berasal dari kata
pe-santri-an dimana kata santri berarti murid dalam Bahasa Jawa.
Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang
kiai untuk mengatur kehidupan pondok pesantren. Kiai menunjuk seorang santri
senior untuk mengatur adik-adik kelasnya yang biasanya disebut Lurah Pondok.[5]
Madrasah
dan pesantren-pesantren yang pada hakikatnya adalah salah satu alat dan sumber
pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata yang sudah berurat berakar dalam
masyarakat Indonesia umumnya hendaknya pula mendapat perhatian dan bantuan yang
nyata dengan berupa tuntunan dan bantuan materi dari pemerintahan.[6]
B. Tujuan
dan Fungsi Pondok Pesantren
Dalam
suatu lokakarya intensifikasi pengembangan pendidikan Pondok Pesantren Bulan
Mei 1987 di Jakarta telah merumuskan tujuan institusional pendidikan pesantren
sebagai berikut :[7]
1. Tujuan Umum
Membina warga negara
agar berkepribadian muslim dengan ajara-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa
keagamaan tersebut dalam semua segi kehidupannya serta menjadikan sebagai orang
yang berguna bagi agama, masyarakat dan negara.
2. Tujuan Khusus
a. Mendidik santri anggota masyarakat untuk
menjadi muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlakul karimah.
b. Mendidik santri untuk menjadi manusia muslim
selaku kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas.
c. Mendidik santri untuk memperoleh kepribadian
dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangun bangsa dan negara.
Dari rumusan tersebut
mengharuskan pesantren untuk tidak hanya mengajarkan ilmu agama saja, akan
tetapi ilmu umum juga harus di ajarkan di Pesantren.
Dimensi
fungsional pondok pesantren tidak bisa dilepaskan dari hakikat bahwa pada
dasarnya pondok pesantren tumbuh berawal dari masyarakat sebagai lembaga
informal desa dalam bentuk yang sangat sederhana.
Adapun
fungsi Pondok Pesantren diantaranya :[8]
a. Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan
pengkaderan ulama, fungsi ini tetap melekat pada pondok pesantren, karna ia
adalah satu-satunya lembaga pendidikan yang melahirkan ulama.
b. Pondok Pesantren sebagai lembaga pengembangan
ilmu dan pengetahuan khususnya agama Islam, dan pada tataran ini pondok pesantren
memiliki peranan yang sangat besar dalam menyebar luaskan ilmu pengetahuan
agama yang dalam pendidikan formal sering terabaikan.
c. Pondok Pesantren sebagai transformator,
inovator, dan motivator. Fungsi itu meskipun dalam tataran tertentu masih perlu
dikembangkan lebih lanjut, sebagai salah satu subsistem sosial pondok pesantren
itu memiliki kekuatan dan daya tawar untuk melakukan perubahan-perubahan yang
berarti.
Tujuan dan fungsi pondok
pesantren bagi santri-santrinya juga dapat disimpulkan agar para santri lebih
mandiri, mengetahui ilmu-ilmu agama memperkuat keyakinan baik dari Hadist
maupun Al-Quran dan kitab-kitab yang dipelajari di Pondok Pesantren tersebut
dan juga untuk menjadi penerus para ulama.
C. Peran
Pondok Pesantren Terhadap Aspek Kehidupan Kemasyarakatan yang Berkembang di
Pesantren
Peran pondok pesantren
terhadap kehidupan kemasyarakatan bagi santrinya sangatlah diperlukan karena
santri tidak akan menetap, jika dalam suatu lingkungan tidak ada kemasyarakatan
atau kekeluargaan para santri dibutuhkan adanya adaptasi karena untuk
memperkentalkan kekeluargaan di lingkungan yang di tempatinya seperti; asrama,
kobong, ataupun pondok pesantren.
Beberapa
contoh aspek kehidupan kemasyarakatan yang berkembang di Pondok Pesantren
diantaranya yaitu :[9]
a. Pendidikan agama atau pengajian kitab
b. Pendidikan dakwah
c. Pendidikan formal
d. Pendidikan seni
e. Pendidikan kepramukaan
f. Pendidikan keterampilan/ kejuruan
g. Pengembangan masyarakat
Aspek itulah yang
sering digunakan diberbagai Pesantren atau Madrasah di Indonesia khususnya
Pesantren Boarding School ataupun sering disebut Pesantren Modern.
BAB III
METODE PEMBELAJARAN
DI
PONDOK PESANTREN NURUL FALAH
A. Sejarah
Singkat Pendirian Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
Pondok Pesantren
Nurul Falah pertama kali didirikan di Kampung Cimeong Desa Sukamenak
Kecamatan Baros Kabupaten Serang pada
tahun 1947-1949 oleh KH. Moch Chaedar sebagai menantu dari H. Azhari tokoh
masyarakat kampung Cimeong. Pondok pesantren ini bahkan ketika didirikan belum
memiliki nama, dari sisi sarana prasarana masih sangat teramat sederhana dari
bentuk bangunan masih berupa gubuk terbuat dari bambu dan atapnya dari daun
kirai. Ada beberapa santri KH. Moch Chaedar angkatan pertama diantaranya: [10]
1. Alm. H. karsa
2. Alm. Ust. Muhammad
3. Ust. Emi
4. H. Syamsudin
5. Ust. Surya
6. Ust. Ujen
7. Ust. Syukur
8. Ust. Sidiq
9. Ust. Rusui
10. Ust. Sunari
11. Ust. Makhdum
12. Ust. Kiming
13. Ust. Rusdi
14. Ust. Sukardi
15. Ust. Abdul majid
16. Ust. Suhari
Adapun beberapa kitab
yang diajarkan pada masa-masa awal berdirinya pondok pesntren diantaranya:
Nahwu, Sorof, Tapsir Qur’an, Fikih, Tauhid dan Tasawuf.
Pondok pesantren ini
bertahan selama tiga tahun, karena pada tahun 1951 berpindah ke Kampung Taman
Sari atau lebih dikenal dengan nama Kampung Pasir Meong, perpindahan ini
disebabkan atas permintaan tokoh masyarakat Kampung Kaungcaang dan Kampung
Pasir Meong, di Kampung Taman Sari ini KH. Moch Chaedar kembali pindah ke Kampung
Kaungcaang Desa Kaungcaang Cadasari Pandeglang dengan alasan Pesantren dan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA)
bukan sepenuhnya milik pribadi, selain dari itu latar belakang perpindahan ke Kampung
Kaungcaang juga disebabkan permintaan tokoh masyarakat Kaungcaang pada tahun
1952.
Pada masa itu keadaan
pondok pesantren Nurul Falah masih gubuk yang masih memprihatinkan, bangunannya
masih terbuat dari bambu dan kayu,
atapnya terbuat dari daun kirai (hatep) bukan dari genting seperti sekarang
ini.
Seiring dengan
berjalannya waktu setelah metetap di Kaungcaang tahun 1952 pondok pesantren
yang tadinya belum diberi nama, akhirnya diberi nama NURUL FALAH yang artinya Cahaya Kebahagiaan, yang merupakan
cabang dari Nurul Falah Petir Serang. Dari tahun ke tahun jumlah santri semakin
banyak, bukan hanya dari daerah sekitar tapi sudah dari daerah lain, seperti:
Sumatera, Bogor, Bekasi, Karawang, Tangerang, Serang, Pandeglang, Rangkasbitung,
dan lain sebagainya.
Dengan semakin
bertambahnya jumlah santri, dituntut untuk mengembangkan dan menambah pasilitas
sarana prasarana pondok pesantren , dari sisi jumlah kobong (asrama)
diperbanyak dan ditingkatkan menjadi kobong (asrama) menjadi bangunan yang permanen sampai
saat ini.
Adapun tokoh-tokoh
yang berjuang dalam mendirikan Pondok Pesantren Nurul Falah yang masih dalam
keadaan sederhana diantaranya:
1. Lurah Satibi
2. KH. Azhar
3. H. Acuk
4. H. Asyira
5. H. Sabar
6. H. Angqowi
Merekalah yang
berjuang dan ikut serta dalam mendirikan Pondok Pesantren Nurul Falah,
kebanyakan santri-santri yang pernah menuntut ilmu di Pondok Pesantren Nurul
Falah, mendirikan Pondok Pesantren di kampung halamannya seperti: Ust. Sidiq
mendirikan Pondok Pesantren yang diberi nama Nurul Falah di Kampung Pasir
Dangdeur, Ust. H. Syamsudin mendirikan Madrasah Diniyah Nurul Falah di Kampung Kadujaro
Ust. Badrudin mendirikan Madrasah Diniyah Nurul Falah di Kampung Sukajaya,
masih banyak lagi cabang-cabang Nurul Falah yang tidak bisa disebutkan satu
persatunya.
B. Metode
Pembelajaran yang digunakan di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
Metode pembelajaran
yang digunakan di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang, menggunakan dua
sistem, yaitu sistem Wetonan dan Sorogan.
Sistem Wetonan adalah metode
pembelajaran yang digunakan di Pondok Pesantren Nurul Falah dengan cara guru
membacakan dan menjelaskan kitab-kitab salafi di depan santrinya.
Sedangkan sistem
Sorogan adalah metode pembelajaran yang digunakan di Pondok Pesantren Nurul
Falah dengan cara para santri membawa kitab langsung dan membacakannya didepan
guru. Perbedaan metode yang digunakan dari segi klasikal, yang mana zaman dulu
tidak menggunakan klasikal. Menggunakan klasikal disini para santri dibagi
menjadi perkelas. Karena, sesuai dengan kemampuan dan lamanya santri menetap di
Pesantren. Pondok pesantren Nurul Falah ini menggolongkan para santrinya menjadi
tiga kelas diantaranya yaitu:[11]
1. Kelas
Ibtida
Kelas ibtida dapat
diartikan kelas pemula, yang mana para santri baru datang dan menetap di Pondok
Pesantren. Metode yang digunakan di
kelas ibtida dengan menggunakan
kitab-kitab yang masih dasar dengan sistem di tulis di papan tulis oleh
para pengajar.
2. Kelas Wustho
Kelas wustho dapat diartikan kelas
pertengahan, yang mana para santri sudah lama menetap di Pondok Pesantren
sekitar dua tahun. Metode yang digunakan
di kelas wustho dengan menggunakan sistem campuran, diantaranya sistem
wetonan dan sistem di tulis di papan tulis oleh para pengajar.
3. Kelas Ulya
Kelas ulya dapat diartikan kelas tinggi, yang
mana para santri sudah lama menetap di Pondok Pesantren sekitar tiga tahun atau
lebih metode yang digunakan di kelas ulya dengan menggunakan sistem wetonan
dengan kitab-kitab yang dipelajari dan dibahas.
Adapun
kitab-kitab yang dipelajari dimasing-masing kelas diantaranya :
a. Kelas Ibtida
Kitab yang dipelajari di kelas ibtida
diantaranya: Nahwu Shorof, Aqoid, Tasrif, Tauhid, dan Tajwid.
b. Kelas Wustho
Kitab yang dipelajari di kelas wustho
diantaranya: Tahpidz, Fikih wadi, Muhtasor jiddan, Matan bina, Adabulmara’h,
Khutbah Juma’at, Tarkib, Sapinatunnajah, Aqoid, Nahwu wadih, Durus fikih dan Hidayatul
mustapid.
c. Kelas Ulya
Kitab yang dipelajari di kelas ulya
diantaranya: Qurotul uyun, Riyadul badiah, Salamuttaufiq, Qomitu giyan, Kabair,
Tapsis yasin, Uqudul jain, Mahpudzot,
Fathul qorib, Talim muta’alim, Kasipatussaja, Washoya, Irsyadul ibad, Tangqihul
qoul, Dardir, Nashoul ibad, Tijan durori, Hilul makud, Qothrul gois, Sittin
masalah, Mutamimah dan Salamun najat.
Sistem sorogan yang
dilakukan pada waktu setelah maghrib sampai isa. Kitab yang dikaji dengan
sistem sorogan diantaranya yaitu:
Ø Kitab Jurumiah (Nahwu),
Ø Kitab Matan bina (shorof), dan
Ø Kitab Mukhtasor jiddan.
Sistem wetonan yang
hanya dilakukan di kelas wustho dan ulya. Baik dipelajari pada waktu MDA,
Pengajian Malam dan Kuliah Subuh (kulsub). Pengajian kelas Ibtida, Wustho dan
Ulya. Dilakukan pada hari senin, selasa, rabu, kamis, sabtu dan minggu. Pada
hari jum’at pengajian tidak dilakukan karena pada hari jum’at para santri
melakukan kegiatan jum’at bersih (Jumsih) yang dilakukan pada pagi hari sampai
selesai.
C. Kegiatan
yang masih dilakukan sampai saat ini di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang
A. Kegiatan Harian
Kegiatan yang
dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang tidak banyak mengalami
perubahan, hanya mencakup perubahan waktu pembelajaran yang mana dalam
kegiatan-kegiatan tersebut mengalami perubahan diantaranya:[12]
a. Kuliah Subuh
Yang mana kegiatan kuliah subuh
dilaksanakan pada pukul 4.30-6.30 WIB. Dan mengalami perubahan yang disesabkan
oleh adanya kegiatan sholat berjama’ah dan pembacaan yasin setelah sholat
subuh. kegiatan kuliah subuh yang
sekarang dilaksanakan pada pukul 5.30-6.30 WIB.
Adapun kuliah subuh terbagi menjadi tiga kelas yaitu:
1. Kelas Ibtida
Kitab yang dipelajari
di kelas ibtida pada kegiatan kuliah subuh diantaranya: Aqoid, Tasrif, Tajwid,
Mahfudot, Parukunan, Fiqih, dan Akhlakul bani’in, pada tahun ini (2016) kelas
Ibtida pada kuliah subuh maupun MDA dibagi menjadi dua kelas, yaitu Kelas
Ibtida A dan Kelas Ibtida B.
2. Kelas Wustho
Kitab yang dipelajari
di kelas wustho pada kegiatan kuliah subuh diantaranya: Safinah, Matan bina,
Qiroatul rosidah, Taisirul kholak, Khulasoh dan Majmu salasa rosail.
3. Kelas Ulya
Kitab yang dipelajari
di kelas ulya pada kegiatan kuliah subuh diantaranya: Durotunnasihin, Bulugul
maram, Abinajja, Majalis, Tafsir jalalen dan Mukhtasor Jiddan.
b. Madrasah Diniyah Awaliyah
Kegiatan
MDA sampai saat ini masih dilakukan, meskipun perubahan waktu yang sangat
pesat. Perubahan disebabkan karena, pada zaman dulu kegiatan Madrasah baik MTs
maupun MA yang dilakukan pada pukul 07.12-12.00 WIB. Sedangkan madrasah yang
dilakukan pada saat ini yaitu pada pukul 07.30-13.00 WIB. Para santri yang dulu
memiliki waktu luang untuk beristirahat. Akan tetapi, waktu luang tersebut
menjadi semakin sempit untuk beristirahatnya para santri sekarang. Jadi adanya
waktu yang begitu sempit menjadikan para santri pun terlambat pada kegiatan
MDA. Karena kegiatan yang dilakukan di Madrasah sekarang ini dibawah naungan
pemerintah dan mengikuti kurikulum yang telah ditetapkan.
Adapun nama MDA pada
tahun ini memiliki tambahan yaitu Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA)
para pelajar yang dulu dan sekarang bukan hanya terdiri dari para santri
melainkan dari masyarakat sekitar. Seperti; Kaungcaang, Tataman, Cikentrung,
Pasir Meong, Wado dan masih banyak lainnya.
Pada kegiatan MDA
memilik tiga kelas diantaranya:
1. Kelas Ibtida A dan Ibtida B
2. Kelas Wustho, dan
3. Kelas Ulya.
Kelas ibtida A dan
Kelas B masih menggunakan sistem ditulis, kelas wustho sistem pelajaran
menggunakan sistem wetonan dan ditulis, dan sedangkan kelas ulya sistem
pelajarannya hanya menggunakan sistem wetonan.
c. Pengajian Malam
Pengajian
malam pada zaman dulu dilakukan pada sekitar pukul 22.00-24.00 WIB, sedangkan
pengajian malam sekarang dilakukan pada pukul 21.00-22.00 WIB.
Adapun
pengajian malam terbagi menjadi tiga kelas diantaranya :
1. Kelas Ibtida
Kitab yang dipelajari
di kelas ibtida pada kegiatan pengajian malam yaitu: Fiqih, Nahwu, Shorof dan
Aqoid.
2. Kelas Wustho
Kitab
yang dipelajari di kelas wustho pada pengajian malam yaitu: Mukhtarol hadist,
Aqoid, Fikih dan Nadzoman.
3. Kelas Ulya
Kitab yang dipelajari
di kelas ulya pada pengajian malam yaitu: Bulugul mara’m, Bidayatul hidayah, Bukhori,
Mukhtarol hadist, Minahussaniah dan Assulam.
Adapun pada pengajian
malam baik pada kelas ibtida, wustho dan ulya. Pada malam sabtu yaitu diisi
dengan pengajian qiraat (qori).
B. Kegiatan Mingguan
Adapun kegiatan pengajian mingguan yang dilakukan di Pondok
Pesantren Nurul Falah yaitu:
a. Muhadarah
Kegiatan muhadarah
dilakukan pada malam minggu dimulai pada pukul 21.00 sampai selesai. Tujuan
diadakannya muhadarah agar para santri lebih berani berbicara didepan banyak
orang ketika turun ditengah-tengah masyarakat.
b. Pembacaan Surat Yasin dan Kanjul Arsy
Pembacaan surat yasin
dan kanjul arsy dilakukan seminggu sekali. Adapun pembacaan surat yasin setelah
shalat subuh itu hanya dilakukan oleh para santriwati, pembacaan surat yasin
dan kanjul arsy dilakukan pada malam
jum'at kegiatan itu dilakukan oleh para santri.
C.
Kegiatan Tahunan
Kegiatan tahunan ini
dilakukan satu tahun sekali yang mana pada bulan-bulan tertentu, seperti: Bulan
Rabiul Awal dan Bulan Syaban.
a. Ikhtifalan
Ikhtifalan yang
sering dilakukan pada Bulan Syaban, kegiatan ini bukan hanya dilakukan oleh
para santri melainkan para pelajar yang berasal dari kampung halamannya
sendiri. Sebelum kegiatan itu dilaksanakan seminggu sebelumnya, para pengajar
mengadakan perlombaan-perlombaan.
Adapun perlombaan-perlombaan
dalam kegiatan ikhtifalan diantaranya:
·
Adzan
·
MTQ
·
MHQ
·
Shalawat
Bukan hanya
perlombaan saja tetapi, para pengajar mengadakan ulangan-ulangan yang digunakan
sesuai jam pelajaran.
b. Maulid Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi Muhammad SAW dilakukan pada Bulan
Rabiul Awal, kegiatan ini telah dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Falah dari
tahun kebelakang. Tujuan diadakannya Maulid Nabi Muhammad SAW yang diisi dengan
syi’ar-syi’ar Islam dan tausiah-tausiah yang akan menambah wawasan para santri
tentang sejarah kehidupan Nabi SAW.
·
Pengajian
Al- Quran
Pengajian Al-Quran
dari pertama didirikannya Pondok Pesantren Nurul Falah sampai saat ini masih
dilakukan, meskipun para santri yang dulu lebih banyak jumlahnya dari para
santri sekarang. Pengajian Al-Quran setelah shalat maghrib sampai selesai.
Adapun para Pengajar
dalam Pengajian Al-Quran di antaranya:
1. Ust. Muzayan
2. Ust. Uyu Zuhrufi
3. Ustj. Yeti Herawati
4. Ustj. Mahtumah
5. Ustj. Muzayanah
Adapun Para Pengajar
di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang, Pada kegiatan MDA, Kuliah Subuh dan
Pengajian Malam pada tahunan sekarang ini diantaranya:
1. Drs. Muzayan. M.Ag
2. Uyu Zuhrufi. S. pd
3. Drs. E Baihaki Aziz
4. Ust. Muhit Azhari A ma
5. Ust. Atho Jumrata
6. Ust. Andi Sahandi
7. Ust. Abd Majid
8. Ust. Zaenudin
9. Ust. Abdurrasid
10. Ust. Saukani
11. Ust. Saepul Munir
12. Ust. Abdul Rahman Fuadi. S. pdi
13. Ust. Mukhlis Faturrahman
14. Ust. Tb. Sihabudin, SH
15. Ust. Rijal
16. Ust. Muhi Maulana
17. Ust. Aburijal Chili
18. Ustj. Sumiyati
19. Ustj. Neni Yunengsih
20. Ustj. Siti Nuraeni
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan
bagi manusia adalah sistem atau cara meningkatkan kualitas hidup dalam segala
bidang. Dalam sejarah hidup umat manusia hampir tidak ada kelompok manusia yang
tidak menggunakan pendidikan sebagai pembudayaan dan meningkatkan kualitasnya,
sekalipun dalam kelompok masyarakat primitif.
Pesantren
adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang melembaga di Indonesia, dimana kiai
dan santri hidup bersama dalam suatu asrama yang memiliki bilik-bilik kamar
sebagai ciri-ciri esensialnya dengan berdasarkan nilai agama Islam.
Definisi
pesantren yang berasal dari santri yang diimbuhi awalan pe- dan akhiran -en yang
berarti menunjukan tempat, maka artinya adalah tempat para santri, dalam
istilah lain dikatakan pesantren berasal dari kata pe-santri-an yang artinya
murid dalam Bahasa Jawa.
Adapun
tujuan dan fungsi pondok pesantren bagi santri-santrinya juga dapat disimpulkan
agar para santri lebih mandiri, mengetahui ilmu-ilmu agama, memperkuat
kenyakinan baik dari Hadist maupun Al-qura’n dan Kitab-kitab yang dipelajari di
Pondok Pesantren tersebut dan juga untuk menjadi penerus para ulama. Contoh
aspek kehidupan masyarakat yang berkembang di Pondok Pesantren, pendidikan atau
pengajian kitab adalah kegiatan yang selalu dilakukan disetiap pesantren.
Pesantren
Nurul Falah pertama kali didirikan di Kampung Cimeong Desa Sukamenak Kecamatan
Baros Kabupaten Serang pada tahun 1947-1949 oleh KH. Moch Chaedar sebagai
senantu dari H. Azhari tokoh masyarakat dari Kampung Cimeong, yang mana pondok
pesantren ini didirikan belum mempunyai nama. Pondok pesantren ini bertahan
selama tiga tahuh dan pada tahun 1951 berpindah ke Kampung Taman sari yang
lebih dikenal dengan nama Kampung Pasir meong, di Kampung Taman sari ini KH.
Moch Chaedar mendirikan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dan hanya berselang dua
tahun KH. Moch Chaedar kembali berpindah ke Kampung Kaungcaang Desa Kaungcaang
Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang pada tahun 1952.
Pada
masa itu keadaan pesantren masih memperihatinkan, pada tahun 1952 pesantren
yang tadinya belum memiliki nama, akhirnya diberi nama Nurul Falah artinya
Cahaya Kebahagiaan. Dengan beriringnya waktu pada tahun ke tahun semakin
bertambah, keadaan pesantren pun tidak memperihatinkan dan sarana prasarana terpenuhi.
Metode
yang dulu sampai sekarang ini dilakukan memiliki dua sistem yaitu sistem
wetonan dan sorogan. Sistem-sistem ini
dilakukan di kelas ibtida,wustho dan ulya. Baik pada kegiatan kuliah
subuh, pengajian malam dan madrasah diniyah awaliyah (MDA).
Adapun
kegiatan yang sampai saat ini dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Falah baik
kegiatan harian, kegiatan mingguan dan kegiatan tahunan. Kegiatan itulah yang
sering dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Falah Kaungcaang.
Pada
kegiatan harian mengalami perubahaan dari segi pelaksanaan atau waktu, seperti
kuliah subuh yang biasa dilaksanakan pukul 04.30-06.30 WIB dan sekarang
dilaksanakan pukul 05.30-06.30 WIB, disebabkan oleh adanya shalat berjamaah dan
pembacaan surat yasin setelah shalat subuh. Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA)
mengalami perubahan disebabkan karena adanya kegiatan madrasah baik MTs maupun
MA yang dulunya dilakukan pukul 07.15-12.00 WIB sedangkan pada kegiatan
Madrasah sekarang dilakukan pada pukul 07.30-13.00 WIB, para santri yng dulu
memiliki waktu luang untuk beristirahat, akan tetapi waktu luang tersebut
berubah menjadi sempit untuk beristirahat, jadi adanya waktu yang sempit
menjadikan para santri terlambat pada kegiatan MDA. Dan ada juga yang mengalami
perubahan yaitu pada kegiatan pengajian malam. Pada kegiatan pengajian malam,
biasa dilakukan pukul 22.00-24.00 WIB dan berpindah pada pukul 21.00-22.00 WIB.
Para pengurus memindahkan jadwal pengajian malam karena menyesuaikan pada kondisi
santri-santrinya.
Pada
kegiatan mingguan dan tahunan tidak mengalami perubahan, karena pada kegiatan
mingguan dam tahunan hanya dilakukan pada hari-hari tertentu dan bulan-bulan
tertentu.
B. Saran
Dari
judul yang telah kami kaji penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Santri mengikuti dan mendukung
program/kegiatan yang telah ditetapkan oleh para pengurus di Pesantren.
2. Masyarakat dapat mendukung program/kegiatan
yang dilaksanakan di Pesantren dan ikut serta dalam pelaksanaannya.
3. Pemerintah agar dapat memperhatikan dan turun
langsung ke pesantren-pesantren, agar lebih tahu kondisi pesantren kekurangan
dan kelebihan yang ada di lingkungan pesantren.
4. Instansi yang bersangkutan (pondok
pesantren), para pengurus harus lebih memperhatikan santri-santrinya baik dari
segi kegiatan maupun kondisi pesantren.
DAFTAR PUSTAKA
aablogaddress. blogspot.
Com/
agussiswoyo, com>
tokoh-pesantren>fungsi, rabu 26 Oktober 2016
muktar maksum, 2001, Madrasah, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu,
Hlm 129.
www.gedung teori xyz>Home> kajian
teori> metode pembelajaran.
www.informasi.com>Home
>penelitian.
www.kompasiana.com/yulianizumaroh,
senin 24 Oktober 2016.
www.rublyboyan. blogspot.com.
Wawancara :
Drs. Muzayan M.Ag, minggu 30 Oktober 2016,
08.30 WIB
Ust. Saukani, sabtu 06 November 2016, 10.30
WIB
[1] Rofikekomputer, blogspot.com
[2] www. Gedung Teori xyz>Home> kajian teori> metode
pembelajara
[4] www. Informasi. Com>Home>penelitian
[5] www.Ruslyboyan.blogsport.com
[6] Maksum,muktar.2001.madrsah.Jakarta:PT logps Wacana Ilmu, Hlm 129
[7] Rublyboyan.blogspot.com
[8] agussiswoyo.com>tokoh-pesantren>fungsi.Rabu 26 Oktober 2016
[9] www.kompasian.com/yulianizumaroh,Senin
24 Oktober 2016
[10] aablogaddress.blogspot.com/
[11] Wawancara ;Drs.Muzayan S,ag,
Minggu 30 Oktober 2016:08.30 WIB
[12] Wawancara, ust, saukani. Sabtu 6 November 2016;10.30.WIB
No comments:
Post a Comment